JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Google Play Store tidak dapat digunakan di Cina bersama dengan aplikasi dan layanan Google lainnya. Ini telah membuat perangkat Android dijual di Cina tanpa Play Store, menggunakan APK dan metode distribusi lainnya untuk memungkinkan pengguna menginstal aplikasi. Hal ini seperti dilansir JawaPos.com dari 9To5Google, Jumat (7/2).
Terkait hal itu, sebuah laporan dari Reuters menjelaskan rencana dari Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo untuk membuat pesaing dari Google Play Store. Reuters melaporkan bahwa empat raksasa Android di Tiongkok itu akan mempersiapkan pesaing Google Play Store, tapi tidak akan berbentuk satu penyedia. Lebih seperti menjadi platform pengembang yang memperkuat masing-masing penyedia aplikasi dari keempat merek.
Ternyata, platform baru ini akan memungkinkan pengembang Android untuk mengunggah aplikasi mereka satu kali dan mempublikasikannya di keempat penyedia aplikasi. Aliansi Layanan Pengembang Global (GDSA) tampaknya akan diluncurkan pada Maret meski dapat ditunda karena wabah virus Korona. Aplikasi ini akan mendukung musik, film, dan permainan.
Setelah diluncurkan, platform ini tampaknya akan mencakup sembilan negara yang berbeda termasuk Tiongkok, India, Indonesia, dan Rusia. Nicole Peng, Wakil Presiden Mobilitas di Canalys, mengatakan, dengan membentuk aliansi ini, masing-masing perusahaan akan berupaya memanfaatkan keunggulan yang lain di berbagai wilayah, dengan basis pengguna Xiaomi yang kuat di India, Vivo dan Oppo di Asia Tenggara, dan Huawei di Eropa.
Peng juga mengatakan kalau tim tersebut ingin membuat posisi tawar yang cukup dengan Google. “Kedua, mereka mulai membangun kekuatan negosiasi lebih banyak terhadap Google,” tandasnya.
Untuk Huawei sendiri, di Indonesia sudah ada perangkat yang hadir tanpa dukungan Google Mobile Service (GMS) dan toko aplikasi Play Store. Perangkat tersebut adalah Mate 30 Series. Sebagai gantinya, mereka menyajikan penyedia aplikasi sendiri dengan basis Huawei Mobile Service (HMS).
Editor :Deslina
Sumber: Jawapos.com