JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bak pisau bermata dua, teknologi selalu ada sisi negatif dan positif. Kemungkinan tersebut bisa datang dari bagaimana pengguna memanfaatkan teknologi, untuk keperluan apa dan bagaimana cara memanfaatkannya.
Ada baik, ada buruk. Demikian juga dampak dari penggunaan yang mungkin ditimbulkan dari pemakaian Apple Watch, arloji pintar bikinan Apple. Namun untuk perangkat satu ini, untungnya cukup banyak terdengar cerita baik dari penggunaan wearable tersebut.
Banyak dari pengguna Apple Watch mengatakan bahwa perangkat tersebut telah mengingatkan mereka akan masalah kesehatan yang berpotensi mengancam nyawa. Sebuah cerita baru lagi datang dari Ohio, Amerika Serikat (AS) dan menariknya ini adalah kasus penyelamatan pertama yang pernah dilakukan Apple Watch dengan fiturnya.
Seorang pengguna Apple Watch bernama Ken Counihan mengatakan bahwa kombinasi data laju pernapasan dan oksigen darah dari Apple Watch mengingatkannya pada kondisi yang berpotensi fatal yang mungkin menyebabkan kematian pada dirinya.
Kisah yang baru-baru ini diterbitkan di 9to5Mac menampilkan kisah inspiratif Ken Counihan, seorang pengguna Apple Watch yang rajin, yang hidupnya telah diselamatkan berkat kemampuan pemantauan kesehatan perangkat yang canggih.
Counihan telah menggunakan Apple Watch untuk melacak latihannya, memantau tidurnya, dan mendengarkan musik. Namun, suatu hari, rutinitasnya terganggu ketika dia menerima peringatan dari jam tangannya, yang memperingatkan dia tentang peningkatan laju pernapasan.
Awalnya, Counihan menganggap itu hanya bronkitis biasa dan tidak terlalu memikirkannya. Namun Apple Watch-nya tetap memantau kesehatannya dan segera mendeteksi penurunan kadar oksigen dalam darahnya, tanda penting lainnya bahwa ada sesuatu yang salah dalam tubuhnya.
"Saya mendapat peringatan pada bulan Oktober bahwa pernapasan saya meningkat. Jadi, pada dasarnya Anda memiliki jumlah napas tertentu per menit, pada dasarnya mengatakan saya beralih dari 14 menjadi 17 atau 18," kata Counihan.
"Istri saya menyuruh saya menelepon putra saya dan dia menyarankan saya pergi ke rawat jalan, memeriksanya, dan itulah yang saya lakukan. Dan, mereka baru saja melakukan rontgen. Dan mereka memberi saya obat untuk bronkitis pada saat itu," lanjut Counihan.
Selanjutnya dia memutuskan untuk menganggapnya serius dan pergi ke UGD, di mana dokter menemukan pembekuan darah di paru-parunya, suatu kondisi yang berpotensi fatal bagi dirinya. Jika bukan karena Apple Watch-nya, Counihan mungkin telah kehilangan nyawanya dalam semalam.
Insiden tersebut menyoroti tren yang berkembang dari pasien yang menggunakan perangkat yang dapat dikenakan seperti jam tangan pintar untuk memantau kesehatan mereka dan memberikan data berharga kepada dokter.
Lucy Franjic, seorang dokter medis darurat di Klinik Cleveland, mengatakan bahwa dia telah melihat lebih banyak pasien datang dengan hasil tes dari jam tangan pintar dan perangkat lain mereka. Data tersebut dapat membantu dokter mendiagnosis masalah mendasar dan mencegah terjadinya keadaan darurat yang mengancam jiwa.
Secara keseluruhan, kisah Counihan adalah pengingat yang kuat akan potensi penyelamatan jiwa dari teknologi yang dapat dikenakan. Juga, sekali lagi kisah ini menambah panjang daftar nyawa yang disematkan oleh perangkat Apple.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman