FLORIDA (RP) - Badan antariksa Amerika Serikat, NASA mengungkapkan kesepakatan baru dengan tiga perusahaan luar angkasa swasta senilai total USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 11,5 triliun. Komitmen tersebut guna mendukung pendanaan pesawat ruang angkasa komersial baru untuk meluncurkan astronot AS ke luar angkasa.
Penawaran itu merupakan babak final dari program Commercial Crew integrated Capability (CCiCap), yang bertujuan mendorong desain dan pengembangan pesawat ruang angkasa swasta baru. Hal ini untuk mengisi kevakuman NASA setelah membekukan misinya ke ruang angkasa.
Tiga perusahaan yang terpilih dalam komitmen tersebut antara lain, Sierra Nevada Corporation, SpaceX, dan Boeing. Sebagai bagian dari perjanjian baru, Sierra Nevada akan menerima USD 212 ribu, SpaceX akan menerima USD 440 ribu, dan Boeing akan menerima USD 460 juta.
Boeing dan SpaceX bertugas mengembangkan kapsul ruang pribadi. Sedangkan Sierra Nevada membuat desain sayap pesawat.
"Hari ini, kami mengumumkan langkah kritis terhadap peluncuran astronot kami pada sistem ruang yang dibangun oleh perusahaan Amerika," kata Kepala NASA Charles Bolden seperti dilansir situs NASA, Jumat (3/8).
Namun Blue Origin of Kent, Washington, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pendiri Amazon Jeff Bezos dan miliarder yang mengembangkan pesawat ruang angkasa pribadi untuk penerbangan suborbital dan orbital, tidak masuk dalam daftar NASA. Perusahaan ini tidak menerima dukungan NASA untuk awak kendaraan orbitnya di babak pendanaan sebelumnya.
NASA telah mempensiunkan program ruang angkasanya selama 30-tahun dan saat ini bergantung pada pesawat ruang angkasa Rusia untuk mengangkut astronotnya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Setelah pesawat ruang angkasa komersial terbukti aman dan dapat diandalkan, NASA berniat untuk membeli penerbangan astronot ke dan dari stasiun ruang angkasa.
NASA saat ini fokus pada pengembangan roket peluncuran baru dan kapsul ruang angkasa, yang disebut Orion, untuk misi eksplorasi orbit Bumi. Mereka berambisi untuk menjelajahi asteroid dekat Bumi di 2025 dan ke Mars pada 2030. (Esy/jpnn)