KESEHATAN

Keren, Teknologi AI, Deteksi Gagal Jantung Bisa Lebih Awal

Teknologi | Kamis, 05 Maret 2020 - 13:00 WIB

Keren, Teknologi AI, Deteksi Gagal Jantung Bisa Lebih Awal

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sudah bukan rahasia jika teknologi berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk industri dan kebutuhan medis. Ilmuwan kini mulai banyak yang mencari potensi lebih dari AI untuk menangani dan mendeteksi lebih banyak penyakit secara dini.

Paling sederhana, manfaat AI untuk bidang kesehatan yang tersemat dalam perangkat wearable kini bisa digunakan dalam bentuk jam tangan pintar.


Apple misalnya. Melalui iWatch, perangkat tersebut mampu mendeteksi gejala penyakit jantung penggunanya. Perangkat serupa kini bermunculan dengan fitur kesehatan yang juga semakin variatif.

Soal penyakit jantung dan teknologi AI, baru-baru ini ilmuwan mengembangkan lagi teknologi tersebut agar semakin mutakhir. Para ilmuwan dari University of Utah Health, Amerika Serikat (AS) dan para ilmuwan Sistem Perawatan Kesehatan VA Salt Lake City telah mengembangkan sensor yang dapat dipakai yang ditenagai AI yang dapat mendeteksi gagal jantung sedini mungkin.

Sebagaimana dikutip dari Ubergizmo, Selasa (3/3), teknologi AI untuk penyakit jantung itu nantinya diharapkan dapat membantu pencegahan dan penanganan lebih dini bagi pasien penyakit jantung.

Menurut salah satu penulis penelitian, Josef Stehlik, AI untuk penyakit jantung yang berbentuk sensor itu mampu mendeteksi perubahan aktivitas pada jantung dengan cukup dini akan memungkinkan dokter untuk memulai intervensi cepat yang dapat mencegah rawat inap dan mencegah memburuknya gagal jantung. “Cara kerjanya adalah sensor akan mengirimkan data dari jantung ke telepon pintar melalui Bluetooth,” sebutnya.

Data itu kemudian dikirim ke platform analitik yang dikembangkan oleh PhysIQ, yang menggunakan AI untuk membantu menetapkan garis dasar normal. Dari sana, jika data dianggap tak normal atau menyimpang, itu bisa menjadi indikasi bahwa ada sesuatu yang salah dan memberi tahu pengguna sesuai dengan itu.

Sejauh ini berdasarkan tes mereka, mereka telah menemukan bahwa sistem ini sekitar 80 persen akurat ketika datang untuk memprediksi kebutuhan rawat inap. Ini juga dapat mendeteksi masalah kesehatan cukup awal pada sekitar 10,4 hari sebelum gejala terjadi.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook