JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Fenomena penyebaran berita bohong (hoaks) yang makin masif, mendorong Hoaxplay - platform edukatif untuk anak muda, merilis laman Hoaxplay.com sebagai media pembelajaran mandiri untuk meningkatkan literasi digital dalam melawan informasi palsu yang tersebar di Internet.
“Program antihoaks itu menyasar anak muda, siswa SMA, dan mahasiswa. Kami ingin mereka bukan hanya mengerti hoaks, tetapi menjadi pejuang antihoax,” ujar Project Officer Hoaxplay.com, Nisrina Nadhifah, di Jakarta, Kamis.
Sesuai namanya yang mengandung kata “play,” Hoaxplay.com bukan hanya berisi bahan bacaan dengan gaya populer untuk membantu anak muda memahami materi melainkan juga konten audio-visual, infografis, bahkan permainan digital.
“Mereka diajak bermain, bukan belajar atau menghapal materi. Permainan itu semacam stages. Games itu bisa di-share, juga level up terus sampai pada akhir memberikan tips praktis,” kata Nisrina.
Dia mengatakan, platform tersebut dibuat dengan menarik agar anak muda tidak merasa digurui.
“Kami tidak mau mendikte anak muda. Kami memberi kekuasaan kepada mereka untuk mencari tahu langkah menyaring informasi hanya membekali pemahaman terkait disinformasi dan hoaks,” ujar dia.
Wadah edukatif tersebut ditujukan kepada anak muda usia 15-22 tahun. Lima langkah yang bakal menjadi bekal untuk melawan hoaks atau berita bohong adalah melatih daya berpikir kritis, tipologi informasi, teknik mendeteksi dan merespons hoaks, cara menyikapi hoaks yang beredar di lingkungannya, dan mengajak orang di sekitar untuk turut melawan hoaks.
Nisrina mengatakan proses pengembangan platform tersebut memakan waktu 10 bulan, dengan pengembangan modul langsung bersama anak SMA dan mahasiswa.
Setelah melewati berbagai desain, permainan digital dipilih karena sesuai dengan usia yang disasar.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal