VIRUS INTERNET

Situs Nonton Film Gratis Rawan Disusupi Virus

Teknologi | Kamis, 02 Juli 2020 - 05:13 WIB

Situs Nonton Film Gratis Rawan Disusupi Virus

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Situs nonton gratis yang selama ini terus dikejar tim siber Kementrian Informasi dan Komunikasi, ditengarai menyebarkan virus dan mengambil data pemakai.

Perusahaan keamanan siber, Kaspersky dan McAfee melaporkan adanya virus dan malware pada sejumlah film dan serial tv gratis ilegal di situs web ilegal seperti IndoXXI hingga FilmBagus21. Malware ini disebut bisa mencuri data pengguna di Indonesia.


Head of Southeast Asia Consumer McAfee, Shashwat Khandelwal, mengatakan konten film dan serial televisi gratis berpotensi disusupi virus.

Shashwat menuturkan  penjahat siber mengikuti tren dan perilaku pengguna untuk membangun strategi penipuan agar mampu mengambil data korban.

"Hal yang paling aman untuk dilakukan adalah berlangganan ke situs streaming yang terpercaya atau mengunduh film dari sumber, seperti iTunes atau Amazon. Jauhilah situs-situs yang menjanjikan konten gratis karena berpotensi malware," ujar Shashwat.

Pada akhir Desember lalu, bahkan Kaspersky mengungkap serangan malware yang memanfaatkan penayangan film Star Wars: The Rise Of Skywalker. Peretas bisa menyisipkan malware di balik film atau rekaman di situs torrent atau streaming ilegal.

Torrent dan platform streaming ilegal menimbulkan ancaman bagi keamanan pengguna karena mereka dapat melakukan host file berbahaya, menyamar di balik nama rekaman dan file film.

Peneliti Kaspersky menemukan lebih dari 30 situs web palsu dan profil media sosial yang menyamar sebagai akun film resmi. Kaspersky bahkan mengatakan jumlah sebenarnya dari situs-situs ini mungkin jauh lebih tinggi.

Situs web ini mengumpulkan data kartu kredit pengguna dengan dalih syarat pendaftaran di portal. Domain situs web yang digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan menyebarkan file berbahaya biasanya menyalin nama resmi film.

Bahkan situs web juga memberikan deskripsi menyeluruh serta konten pendukung lainnya. Hal ini memperdaya pengguna untuk meyakini bahwa situs web tersebut berhubungan dengan film resmi.

Praktik tersebut juga didukung dengan modus semacam itu disebut "SEO hitam" (Black SEO).

Black SEO memungkinkan para pelaku kejahatan siber untuk mempromosikan situs-situs phishing dan menempatkannya paling atas dalam hasil mesin pencari.

Untuk lebih mendukung promosi situs web palsu, pelaku  juga mengatur Twitter dan akun media sosial lainnya untuk mendistribusikan tautan ke konten.

Sejauh ini, 83 pengguna terinfeksi oleh 65 file berbahaya yang menyamar sebagai salinan film.

"Sudah menjadi hal yang wajar bagi para pelaku penipuan dan kejahatan siber untuk mencoba memanfaatkan topik-topik populer, dan Star Wars menjadi kesempatan baik untuk skenario semacam itu di bulan ini," ujar peneliti keamanan di Kaspersky, kata Tatiana Sidorina.

Pada 2019, Kaspersky mendeteksi 285.103 upaya untuk menginfeksi 37.772 pengguna yang ingin menonton sekuel terakhir dari film Star Wars, Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 10 persen dibandingkan 2018.

Pencarian Film Populer 2020

Berdasarkan analisis tren konsumsi hiburan online yang populer di seluruh platform streaming, Shashwat menyebut ada 5 judul film dan serial televisi populer yang paling sering dicari masyarakat Indonesia. 

Daftar itu, lanjut dia diurutkan sesuai dengan tren pencarian dan konsumsi dari tertinggi hingga terendah.

"Menurut hasil tersebut, Frozen 2 (film) dan The World of The Married (serial televisi) menempati urutan pertama di masing-masing kategori," kutip keterangan tertulis.

Secara lebih rinci, dia menyampaikan lima film di Indonesia yang populer adalah Frozen 2, Parasite, Milea: Suara dari Dilan, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, dan Jumanji: The Next Level.

Sedangkan serial televisi yang paling banyak dicari di Indonesia adalah The World of The Married, Crash Landing On You, Money Heist, Hi, Bye Mama!, dan Pretty Little Liars Indonesia.

Oleh karena itu, McAfee mengatakan kesadaran pada pengguna saat online sangat penting untuk menghindari situs web berbahaya berisi malware yang dapat mencuri informasi personal, seperti password.

Sumber: JPNN/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook