7 Mitos Seputar Baterai Ponsel yang Perlu Diketahui

Teknologi | Kamis, 01 September 2022 - 18:05 WIB

7 Mitos Seputar Baterai Ponsel yang Perlu Diketahui
Baterai perangkat ponsel. (DIGNITED)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh masyarakat Indonesia di depan smartphone mencapai lebih dari lima jam dalam sehari. Catatan ini berdasarkan laporan terbaru State of Mobile 2022 yang membahas tren pengguna smartphone.

Masyarakat pengguna  di Tanah Air kebanyakan menggunakan smartphone untuk mengakses berbagai macam aplikasi, seperti Youtube, TikTok, dan Instagram. Ditambah lagi sejak terjadinya pandemi, tercatat waktu yang dihabiskan untuk menonton melalui aplikasi video streaming naik 93 persen.


Langsung saja, smartphone dengan kata lain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Namun, banyak mitos beredar mengenai baterai dalam sebuah smartphone.

Mitosnya beragam dan tak sedikit justru dipercaya dan terus berkembang di masyarakat. Penasaran, mari kita kupas selengkapnya berikut ini.

Pertama, mitos yang paling banyak beredar adalah mengisi ulang baterai smartphone semalaman akan membuatnya overcharge dan rusak. Faktanya, hal ini tidak 100 persen benar karena teknologi pengisian ulang pada smartphone terbaru bisa menghentikan proses charging ketika daya sudah penuh.

Di beberapa tipe ponsel seperti pada smartphone Poco telah dilengkapi Overcharge Protection Circuit yang akan menghentikan arus pengisian ulang ketika baterai sudah penuh. Selain itu, ada fitur AdaptiveCharge yang bisa menyesuaikan kebiasaan pengguna ketika pengisian ulang baterai smartphone semalaman.

Kedua, harus menguras baterai hingga habis sebelum mengisi ulang. Hal ini malah akan menyulitkan pengguna karena tidak fleksibel untuk melakukan pengisian ulang.

Kini dengan materi kebanyakan baterai smartphone dengan lithium-ion, maka pengisian ulang bisa disesuaikan dengan kapasitas baterai yang dibutuhkan baterai tersebut karena baterai telah mampu mendeteksi berapa daya yang dibutuhkan.

Ketiga, mengisi baterai smartphone baru selama beberapa jam sebelum penggunaan adalah sebuah kewajiban dan bisa memperpanjamg usia pakai baterai. Well, ini banyak direkomendasikan oleh toko-toko smartphone ketika kamu membeli smartphone baru kira-kira sepuluh tahun lalu.

Namun nyatanya, hal tersebut hanya mitos. Pasalnya, smartphone terbaru sekarang ini bisa langsung digunakan walaupun smartphone tersebut benar-benar baru.

Keempat, ada juga mitos yang bilang tidak boleh menggunakan smartphone ketika sedang diisi ulang agar tidak meledak. Anggapan ini meningkat lagi saat terjadi kasus kecelakaan penggunaan smartphone saat smartphone tersebut diisi ulang beberapa waktu lalu.

Namun, penggunaan smartphone terbaru kini bisa dilakukan sambil pengisian ulang walaupun tetap tidak direkomendasikan karena akan mengurangi kecepatan pengisian ulang baterai smartphone. Disarankan untuk menonaktifkan penggunaan saat pengisian ulang agar semakin optimal.

Kelima, menggunakan charger bukan bawaan akan merusak baterai. Charger bawaan tentu adalah rekomendasi paling utama bagi sebuah smartphone. Namun, mengisi ulang smartphone juga bisa dilakukan dengan charger yang bukan bawaan dari ponsel tersebut.

Yang pasti, perlu diperhatikan kualitas dan tegangan charger-nya apakah sesuai dengan ponsel yang akan diisi ulang. Bukan pada asli atau tidaknya charger, tapi kesamaan tegangannya.

Keenam, mitos konyol lainnya yakni meletakkan baterai di lemari es atau dijemur agar semakin awet. Justru hal ini malah berbahaya karena kini baterai smartphone umumnya berjenis lithium-ion. Baterai jenis ini malah akan rusak jika berada ditempat yang sangat panas atau sangat dingin.

Ketujuh, juga banyak dilakukan adalah mematikan GPS, Wifi, dan Bluetooth akan menghemat baterai secara signifikan. Penggunaan fitur-fitur tersebut memang membutuhkan daya.

Tetapi kini telah semakin canggih dan otomatis disesuaikan dengan kebutuhan pengguna pada smartphone terbaru, sehingga tidak menghabiskan daya baterai secara signifikan.

Namun faktanya, fitur-fitur tersebut esensial bagi pengguna, misalnya saja GPS. Dengan GPS, pengguna bisa menemukan lokasi dengan lebih mudah.

GPS secara akurat juga mencatat keberadaan lokasi Anda. Sehingga mempermudah mobilitas bahkan mengetahui keberadaan smartphone Anda ketika tertinggal atau berpindah tangan selama GPS tersebut dinyalakan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook