SOLSEL (RIAUPOS.CO)- Hujan deras yang mengguyur kawasan Kabupaten Solok Selatan Jumat (30/10) sekitar pukul 01.00 membawa bencana. Jalan lingkar Pasar Jumat di Jorong Pasirtalang Nagari Pasirtalang ambruk sepanjang 45 meter. Begitu pula di Jorong Ampalu, Nagari Alampauh Duo, Kecamatan Pauhduo, cekdam di pinggir jalan provinsi juga ambruk ke ladang warga sepajang 13 meter sekitar pukul 02.30.
Diduga, kejadian ini ada kaitannya dengan pengerjaan tumpukan batu-batu besar agar tidak dapat dibawa arus sungai saat banjir (groundsill) oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah VI yang berkantor di Jambi. Di mana pengerjaannya ikut menghambat aliran Batang Suliti yang mengalir ke Sungai Batanghari.
“Ambruknya badan jalan lingkar Pasar Jumat ini, karena aliran sungai terhambat bangunan groundsill yang dikerjakan pihak proyek Balai PSDA Wilayah VI Jambi dengan anggaran sekitar Rp 2 miliar di tiga titik. Akibatnya, sungai meluap, saat daerah kami diguyur hujan lebat. Luapan sungai Batang Suliti ini juga merembes ke rumah warga di tengah pekatnya malam,” ungkap Kepala Jorong Pasirtalang Alfi kepada Padang Ekspres (grup Riaupos.co) saat melihat kondisi terbannya badan jalan lingkar Pasar Jumat itu, Jumat (30/10) di Pasirtalang.
Camat Sungaipagu Martin Edi mengungkapkan, biasanya tiap hari Jumat, pinggir jalan lingkar tersebut diisi para pedagang sayuran. Namun kali ini, pedagang terkejut melihat kondisi jalan yang sudah terban ke sungai, akibat dihantam luapan sungai. Diduga sungai itu meluap setelah dimulainya pengerjaan groundsill yang telah dimulai sejak 3 bulan lalu. “Kali ini pedagang tak lagi berjualan di pinggir jalan, karena sudah ambruk ke sungai,” tukasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Dalwison menerangkan, bencana alam pada Jumat (30/10) terjadi di dua kecamatan di Solsel. Di Kecamatan Sungaipagu, Nagari Pasirtalang, badan jalan Pasar Jumat ambruk ke dasar sungai sekitar 45 meter dengan 3 meter sekitar pukul 01.00. Sedangkan di Jorong Ampalu Nagari Alampauh Duo, Kecamatan Pauhduo, cekdam pinggir jalan provinsi juga ambruk ke ladang warga sepanjang 13 meter sekitar pukul 02.30. Akibat drainase di sepanjang jalur provinsi tersumbat. Sementara di Kecamatan Sangir Balai Janggo warga masih dihadapkan dengan kondisi kekeringan. Meskipun daerah itu juga diguyur hujan lebat, Kamis (29/10) malam.
“Longsornya badan jalan di dua kecamatan di Solsel, akibat pembangunan groundsill yang menghambat aliran Batang Suliti dan penyumbatan bandar oleh semak di sepanjang jalan provinsi. Sedangkan kondisi di Kecamatan Sangir Balai Janggo, masih dihadapkan dengan kekeringan. Artinya, musibah banjir dan kekeringan melanda Solsel,”sebut Dalwison.
Di Kecamatan Pauhduo, serpihan cekdam jalan provinsi menimbun ladang warga. Namun bencana luapan sungai di Pasirtalang tak sekadar menimbulkan longsor pada badan jalan. Air sungai tersebut juga memasuki rumah warga dengan ketinggian sekitar 30 cm.
Saat ini katanya, BPBD Solsel dan Damkar, tagana sedang menuju ke lokasi untuk menaksir kerugian yang diakibatkan bencana banjir saat Solsel diguyur hujan lebat. Tiap akhir tahun Solsel selalu dihadapkan bencana, baik banjir, longsor, maupun galodo. “Yang anehnya, hujan lebat turun. Tapi, kabut asap tetap tebal,”katanya.
Pelaksana Teknis Balai PSDA Wilayah VI Melref Gunadi ketika dikonfirmasi menyebutkan, bahwa bencana longsor di Pasirtalang pada saat pengerjaan groundsill sungai dilakukan kontraktor. Ia berjanji memperbaikinya seperti semula. Dia tidak menduga terjadi luapan ketika musim kemarau terjadi di Solsel. “Yang jelas tanggung jawab kami memperbaikinya, dan akan dikerjakan seperti semula,” terangnya. (at/rpg/zar)