BENCANA ALAM

Banjir dan Longsor Meluas di Sumatra Barat

Sumatera | Kamis, 30 September 2021 - 03:08 WIB

Banjir dan Longsor Meluas di Sumatra Barat
Ilustas, hujan. (DOK RIAUPOS.CO)

BAGIKAN



BACA JUGA


PADANG (RIAUPOS.CO) - Sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar) dilanda hujan deras sejak Selasa (28/9/2021). Longsor dan banjir pun melanda Kota Padang, Kota Solok, Kabupaten Solok, hingga Pasaman.

Di Kota Padang, hujan deras ekstrem mengakibatkan longsor di Jalan Lintas Padang-Solok. Petugas melakukan skema buka tutup arus lalu lintas di lokasi.


Hujan juga menyebabkan banjir di beberapa kelurahan, seperti kelurahan Rawang, dan Aia Pacah, serta pohon tumbang di beberapa titik.

Di Kota Solok, banjir mulai menggenangi rumah warga pada Rabu (29/9) sejak pukul 02.30 WIB, yaitu di Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan.

Lebih dari 109 Kartu Keluarga (KK) terdampak akibat banjir di dua kecamatan tersebut. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok membantu warga mengevakuasi daerah pemukiman serta menyerahkan bantuan logistik.

"Kebutuhan mendesak saat ini makanan cepat saji," kata Kalaksa BPBD Sumbar, Erman Rahman di Padang, Rabu (29/9).

Hal yang sama juga dirasakan di Kabupaten Solok, beberapa kecamatan mulai digenangi air di Jorong (dusun) Jambu dan Jorong Kapalo Koto, Nagari Saok Laweh. Bahkan menyebabkan longsor di Nagari Taruang Taruang sehingga membuat akses jalan terganggu beberapa saat.

"Ketinggian air sekitar 60 centi meter," ujarnya.

Selanjutnya, di Kabupatenn Pasaman banjir terjadi akibat hujan sejak Selasa (28/9) di Jorong Sei Beremas Nagari Cubadak Barat Kecamatan Duo Koto.

Curah hujan yang tinggi dan angin kencang, menyebabkan meluapnya air dan pohon tumbang menimpa jembatan hingga ambruk dan terbawa arus sungai.

Jembatan tersebut menghubungkan wilayah Muaro Tambangan, Koto Tangah dan Sigalabur, kini akses antar daerah itu putus total.

"Ada 600 KK yang terdampak akibat putusnya jembatan itu," sebut Erman.

Erman Rahman mengatakan, potensi bencana mengintai provinsi ini hingga akhir tahun. Untuk itu mengingatkan masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana agar selalu meningkatkan kewaspadaan.

Menurutnya potensi bencana yang perlu diantisipasi hingga akhir tahun ini berupa banjir, banjir bandang, dan longsor.

Untuk mengantisipasi dampak bencana hingga penghujung tahun nanti, pihaknya sedang menyiapkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar tentang Siaga Darurat Bencana sampai 31 Desember 2021.

"Iya kita akan siaga darurat bencana alam hingga akhir tahun," ia menambahkan.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau, hujan yang terjadi di sebagian besar wilayah Sumbar pada Rabu (29/9) sudah masuk kategori ekstrem.

"Hujan 44 milimeter dalam tiga jam untuk pengamatan di BMKG Minangkabau," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Yudha Nugraha, Rabu (29/9).

Menurutnya, Rabu merupakan puncak cuaca buruk di Sumbar. Meski demikian, masih ada potensi hujan untuk beberapa hari ke depan meski tidak seekstrem pada Rabu.

Pihaknya memperkirakan kecenderungan hujan mulai menurun pada lusa. Pasalnya, pola gangguan cuaca seperti Osilasi Madden Julian mulai melemah. Yudha mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan karena hujan ekstrem ini berpotensi terjadinya bencana.

"Kurangi aktivitas di luar rumah dan waspada termasuk di jalan raya karena potensi pohon serta baliho tumbang," jelasnya.

Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook