Masyarakat Gelar Aksi Dukung Pembangunan PLTA Batangtoru

Sumatera | Selasa, 30 April 2019 - 09:35 WIB

Masyarakat Gelar Aksi Dukung Pembangunan PLTA Batangtoru
BENTANG SPANDUK: Warga membentangkan spanduk mendukung pembangunan proyek PLTA Batangtoru, Senin (29/4/2019). (JPG)

MEDAN (RIAUPOS.CO) -- Pembangunan PLTA (Pembangkit listrik Tenaga Air) Batangtoru mendapatkan dukungan dari masyarakat Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut). Dukungan itu ditandai dengan aksi unjuk rasa yang digelar di Jembatan Trikora, Pasar Batangtoru, Kabupaten Tapsel, Senin (29/4).

Menurut mereka, pembangunan proyek pembangkit listrik yang memiliki kapasitas 510 MW dan juga menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut akan meningkatkan taraf hidup mereka.

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

“Kami dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Sipirok, Marancar dan Batangtoru (Simarboru) sudah membuat tandatangan dukungan agar proyek tersebut tetap jalan,” kata Tokoh Masyarakat yang juga Ketua Paguyuban Peduli Lingkungan Hidup Simarboru, Abdul Gani Batubara, Senin (29/4).

Abdul Gani menjelaskan, seluruh masyarakat di sana sangat menginginkan peningkatan kesejahteraan dari sisi ekonomi. Pembangunan PLTA Batangtoru menurut mereka akan menjadi salah satu stimulus untuk mendorong hal tersebut.

Karenanya, mereka sangat menentang munculnya pihak-pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berupaya untuk menggagalkan proyek tersebut. “Kami disini tetap solid, kami akan tetap menolak apa yang disampaikan LSM Walhi yang mengatakan pembangunan tersebut merusak lingkungan, membunuh orangutan dan macam-macam alasan lainnya,” ujarnya.

Masyarakat, katanya, sudah ratusan tahun menempati wilayah tersebut, mereka sama sekali tidak melihat adanya ancaman kepunahan terhadap orangutan. Dalam aktivitas keseharian di perkebunan, mereka kerap bertemu dengan orangutan.

Namun tidak pernah saling mengganggu. Selain itu, luasnya hutan yang ada di Batangtoru diyakini tidak akan membuat habitat orangutan tersebut terganggu dengan lokasi proyek pembangunan sumber energi listrik ramah lingkungan tersebut. Karena itu, masyarakat menurutnya sudah sangat berang dengan isu perusakan lingkungan yang terus digaungkan Walhi Sumut yang menurut mereka dibonceng pihak asing sebagai pendana.

“Sudah tahu kita Walhi itu didanai PanEco sama YEL (Yayasan Ekosistem Lestari). Padahal beberapa tahun lalu, mereka juga sudah ada di sini dan tahunya mereka kalau proyek itu tidak merusak lingkungan. Mereka pura-pura enggak tahu saja,” jelasnya.

Belakangan ini, kata Abdul Gani, pihaknya mendapat informasi bahwa, beberapa LSM lain seperti SOCP-OIC (Sumatera Orangutan Conservation Program-Orangutan Information Centre) turut bergabung dengan YEL dan Walhi memfasilitasi sejumlah pihak datang Batangtoru.

Hal ini membuat masyarakat semakin berang karena menilai isu yang dihembuskan merupakan hal yang sangat tidak masuk akal. “Makanya kami sudah bentuk tim mau menghadang biar jangan masuk. Andaipun masuk tetap kami kawal, sudah kami siapkan orang-orang. Kami makin solid masyarakat di sini,” tegasnya.(jpg)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook