PALEMBANG (RIAUPOS.CO) - Ribuan tenaga kerja asing (TKA) yang saat ini bekerja di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Sepanjang 2017 lalu, Kantor Imigrasi (Kanim) Klas I Palembang mencatat ada 1.376 pekerja asing yang mencari nafkah di Bumi Sriwijaya. Mereka tersebar di enam daerah, yakni Palembang, Ogan Ilir, OKI, Banyuasin, Muba dan Prabumulih. Dari jumlah tersebut, dominan pekerja asal Cina dan Malaysia.
“Kalau untuk saat ini (2018), jumlah WNA yang tercatat ada di wilayah Imigrasi Palembang sebanyak 401 orang,” kata Kepala Kanim Klas I Palembang, Budiono Setiawan, kemarin. ‘’Data itu menurutnya baru data sementara, belum keseluruhan. Petugas kami masih terus melakukan pemutakhiran di keenam wilayah yang dinaungi,” tambahnya.
Diakui Budiono, beberapa tahun terakhir, jumlah TKA terus meningkat. Mereka bekerja pada sektor pendidikan, perkebunan, pertambangan hingga proyek pembangunan swasta maupun pemerintah. “Hampir semua bidang ada. Kebanyakan menempati posisi sebagai tenaga ahli, manajer atau supervisor,” ungkapnya.
Budiono menjelaskan, 401 TKA yang ada di wilayah Kanim Palembang saat ini berasal dari 33 negara. Baik asal benua Asia, Eropa, Afrika dan Australia. “Cina dan Malaysia mendominasi,” tandasnya. Untuk Cina 179 orang dan Malaysia 57 orang. Di posisi ketiga dari India 24 orang. “Sampai akhir tahun, saya perkirakan akan lebih dari tahun lalu,” imbuhnya.
Untuk mengantisipasi lolosnya TKA ilegal, pihaknya secara rutin melakukan patroli dan razia. Sasarannya, tempat yang disinyalir sebagai tempat tinggal atau loksai bekerja pekerja asing tersebut. “Rutin razia setiap pekan. Sifatnya kejutan atau dadakan, sehingga peluang bocor kecil,” cetusnya.
Imigrasi juga terus menjalin komunikasi dengan pihak ketiga atau agen yang menjadi penjamin dari WNA ataupun TKA itu. Efektivitas cara ini terbukti. Sepanjang tahun lalu, ada 61 WNA yang diamankan karena melanggar izin keimigrasian.
Tindakan yang diberikan berupa deportasi dan masuk dalam daftar cekal untuk waktu tertentu. Kasi Wasdakim Kantor Imigrasi Klas I Palembang, Raja Ulul Azmi Syahwali menambahkan, pihaknya juga melibatkan instansi terkait. Baik itu kepolisian, TNI, Badan Intelijen Strategis (BAIS). Semua tergabung dalam tim pengawasan orang asing (Timpora). “Tim sudah turun untuk mengecek ke arah Talang Buluh, tapi tidak ditemukan adanya TKA,” tambah Azmi.
Sebelumnya, 28 Desember 2017 dilakukan razia ke kawasan Banyuasin dan proyek jembatan Musi VI. “Kami berharap masyarakat dapat berpartispasi aktif memberikan informasi,” imbuhnya.(jpg)