PADANG (RIAUPOS.CO) -- Sudah puluhan tahun persoalan banjir di jalan nasional Padang-Bukittinggi tak kunjung teratasi. Tepatnya di Pasar Sicincin, Kecamatan 2×11 Enamlingkung, Kabupaten Padangpariaman.
Masyarakat meminta pemerintah serius menyikapi kondisi tersebut karena selalu memicu arus lalulintas jadi macet, Ahad (23/4/2023). Padahal, jalan itu pada lebaran ini diterapkan jalur satu arah (one way) dan sebelumnya lancar.
"Ini kan jalan nasional. Aktivitas kendaraannya padat. Jadi, jalan ini mestinya harus dijamin bebas dari berbagai bentuk hambatan. Salah satunya banjir," ujar Hasnul, salah seorang warga yang diwawancarai Padang Ekspres (Riau Pos Group), ketika berhenti di salah satu warung kopi di Pasar Sicincin tersebut, Ahad (23/4).
Hasnul yang merupakan warga Patamuan Padangpariaman tersebut mengatakan, banjir di Jalan Padang-Bukittinggi di Pasar Sicincin itu, sudah sangat lama. Ia menduga karena kondisi irigasi jalan yang sudah tidak memadai. Sementara aliran air cukup deras.
"Ini setahu saya saja ya, seumur-umur, jalan ini pasti banjir kalau sudah hujan lebat. Taroklah saya mulai tahu itu sejak sepuluh tahun lebih," hematnya.
Untuk itu, menurutnya penyebab banjir di jalan nasional tersebut harus diatasi serius oleh pemerintah dalam hal ini Balai Jalan Kementerian PUPR. "Ini kan jalan provinsi atau nasional mungkin. Jadi, yang harus getol memperjuangkan ini tepatnya pak gubernur kita. Kalau bupati, saya yakin masuk kiri keluar kanan saja usulannya," imbuhnya.
Hal senada disampaikan Nando, warga lainnya yang duduk di kedai itu. Dia memberikan dua catatan untuk Gubernur Sumbar terkait jalur Padang-Bukittinggi. Pertama jalan di Aie Mancua dan banjir di Pasar Sicincin.
"Kalau hujan sudah lebat, Aie Mancua pasti melimpah ke jalan. Ini sudah bertahun-tahun. Mestinya pemerintah memperhatikan ini secara serius. Begitupun jalan di Pasar Sicincin ini," ucapnya.
Sementara itu, Kadis PUPR Pemkab Padangpariaman El Abdes Arsyam mengatakan, kondisi jalan Padang-Bukittinggi itu sudah sering dilaporkan kepada Balai Jalan Nasional Kementerian PUPR.
"Sebenarnya sedimen pada irigasi jalan sudah tinggi. Pemkab tidak bisa (tidak punya wewenang, red) menangani itu. Besoklah kita bahas ini. Kalau perlu kita langsung ke balai," ujarnya ketika dihubungi, Ahad malam (23/4).
El Abdes menilai, kondisi irigasi jalan tersebut karena dua aspek. Pertama kurangnya perhatian masyarakat terhadap lingkungan, seperti membuang sampah sembarangan. Lalu masalah buangan irigasi jalan tersebut yang belum memadai.
"Kita rencananya juga mau membuatkan tempat buangannya dekat panti (Panti Lansia di Sicincin, red). Ini bagusnya kita bahas pas bertemu besok ya," tukas El Abdes.
Sumber: Padek.co
Edtor: Rinaldi