BATAM (RIAUPOS.CO) - Puluhan pemimpin redaksi (Pemred) pelbagai media di wilayah Sumatera bagian utara , yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau yang bernaung di bawah bendera Riau Pos Group (RPG) berkumpul di acara Forum Pemred RPG yang diadakan di Hotel Harmoni One Batamcenter, Batam, Senin (23/11) hingga Selasa (24/11) ini.
Kegiatan itu jadi ajang komunikasi antar pimpinan media sekaligus wadah menggali pengetahuan.
"Forum Pemred ini jadi referensi terpercaya untuk berbagi ilmu," kata CEO Riau Pos Group, Makmur Kasim, kemarin.
Kegiatan ini diikuti pimpinan media dari 23 media cetak, 9 media online, 3 media televisi dan satu radio. Di acara itu, para pemred mendapat tambahan informasi dari para pemateri atau narasumber berkompeten yang dihadirkan untuk mengisi acara. Sedikitnya, ada enam sesi materi yang disampaikan. Materi pembukaan oleh CEO Riau Pos Group, Makmur Kasim, kemudian disusul materi perbankan dan ekonomi dari Direktur Utama (Dirut) Bank Riau-Kepri, Irvandi Gustari. Selanjutnya, materi diisi oleh Gabungan Pengusaha Kelapa SawitIndonesia (Gapki) yang diwakili oleh Ketua Kompartemen Komunikasi Gapki, Tofan Mahdi.
Pada hari kedua, para pemred akan mendapat tambahan wawasan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya. Tak hanya itu, ada juga materi dari CEO Maskapai Citilink dan ditutup dengan materi yang akan disampaikan oleh Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi.
"Kami hadirkan para pakar di bidangnya, yang bisa membagi ilmu dan pengetahuan untuk para pemred," jelas Makmur.
Pada materi perbankan dan perkembangan ekonomi lewat pemaparan Direktur Utama Bank Riau-Kepri, Irvandi Gustari, terungkap potensi dan peluang bangsa Indonesia berjaya saat dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Salah satu alasannya, kata ia, basis jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak.
"Kita pasar paling besar di Asean, tak heran kalau sekarang orang Thailand, Vietnam, Malaysia dan negara lain di Asean belajar bahasa Indonesia untuk menyambut MEA ini," kata Irvandi.
Ia juga mengatakan bangsa Indonesia tak semestinya gentar menyambut MEA. Malahan, kata ia, asalkan berbenah dan menyiapkan kemampuan, termasuk dalam hal produk dan meningkatkan keterampilan dalam hal jasa, ia yakin bangsa kita bakal berbicara banyak di level Asean.
"Karena, ketika pasar itu dibuka, maka semua orang dari negara-negara Asean bisa masuk ke negara manapun di Asean, persaingan kita yang mesti ditingkatkan," jelas dia.
Termasuk, sambung Irvandi, dalam hal penguatan sektor keuangan. Melihat itu, Bank Riau-Kepri telah ancang-ancang membuka empat cabang dan unit cabang baru di wilayah Kepri.
"Nanti ada dua di Batam, satu di Letung dan satu lagi di Matak," kata dia.
Tak hanya itu, Bank Riau-Kepri juga telah meneken kesepakatan dengan Gubernur Kepri untuk meluaskan ekspansi usahanya sekaligus menjaring lebih banyak dana dari pihak ketiga dengan mendirikan Bank Kepri-Riau Syariah, yang rencananya akan dipusatkan di Tanjungpinang.
"Ini spin off (sumber penghasilan tambahan), dengan pembagian kepemilikan separuh milik Pemerintah Provinsi Kepri dan separuhnya lagi milik kami," kata Irvandi.
Ekspansi usaha itu, lanjut ia, juga upaya untuk menggarap segmen pasar yang lebih luas. Ia menerangkan, selama ini Bank Riau-Kepri masih berkutat menggarap sektor dana pemerintahan yang besar persentasenya secara umum hanya sekitar 17 persen dan sektor swasta 18 persen. Padahal, kata dia, melihat prospek ekonomi dan finansial di Riau dan Kepri, terutama dua kota utamanya, Pekanbaru dan Batam, dana milik perseorangan yang persentasenya paling besar, sekitar 65 persen.
"Makanya kita mau mengubah mindset (pola pikir) itu, karena selama ini yang 65 persen itu kebanyakan hanya digarap bank konvensional. Nah, ini PR (pekerjaan rumah) untuk turut mengambil bagian di segmen perseorangan," paparnya. (rna/rpg/zar)