PAINAN (RIAUPOS.CO) - Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh di Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan telah menjadi satu dari 11 destinasi wisata unggulan nasional. Dengan begitu, maka pembangunan sarana dan prasarana difokuskan ke kawasan wisata yang kian ramai dikunjungi wisatawan ini.
Guna mendukung perkembangan kawasan ini beberapa program pembangunan dialokasi pada kawasan ini, seperti pembangunan 100 unit WC dan toilet dengan dana Rp1,2 miliar dari Kemenpar bekerja sama dengan TNI AL, pembangunan homestay, pasar modern dari Kementerian Perdagangan dengan anggaran Rp6 miliar tahun 2016 dan beberapa pembangunan lainnya.
Selain itu, berbagai kegiatan dan pelatihan sadar wisata kepada masyarakat di kawasan ini juga sudah mulai berlangsung dengan dukungan pegiat pariwisata Onde Mandeh yang diinisiasi Andrinof Chaniago, mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas, pemerintahan nagari dan pemuda yang tergabung dalam Jong Generation (JG).
Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Pariwisata Ekonomi Kreatif Pessel Gunawan menjelaskan, dengan masuknya KWBT Mandeh dalam 11 destinasi wisata unggulan nasional tentunya perlakuan pengembangan kawasan ini setera dengan penetapan tersebut dan ini harus disikapi dan didukung semua pihak .
Bahkan menurut Gunawan, masterplan pengembangan kawasan ini dibagi dalam beberapa zona seperti kawasan wisata masif atau kawasan wisata murah, meriah dan nyaman bagi pengunjung.
Kemudian, ada kawasan wisata minat khusus atau kawasan wisata yang menawarkan beberapa atraksi wisata seperti snorkeling, jumping, menyelam dan atraksi lainnya yang bisa dilakukan di Pulau Sironjong dan kawasan lainnya. Ketiga, kawasan wisata ekslusif yang bisa dilakukan seperti di Resort Cubadak dan Pulau Pagang.
“Master plan tersebut telah siap dibuat dan kita masih menunggu regulasinya. Direncanakan itu akan dijadikan peraturan daerah yang dalam waktu dekat akan dimasukan ke DPRD,” ujarnya di sela menyaksikan kegiatan Batukalang Adventure Trail Pesisir Selatan, kemarin.
Ditambahkannya dalam pengembangan nantinya pemberdayaan masyarakat lebih dimaksimalkan. Pasalnya, Pemkab mengharapkan masyarakat bisa langsung menjadi pelaku, bukan sebagai penonton di negeri mereka sendiri.
“Untuk itulah sekarang berbagai macam bentuk kegiatan dan pemberdayaan diberikan kepada masyarakat, baik itu dari kelompok kuliner, seni budaya, seni kerajinaan, homestay, pemilik atraksi wisata dan lainnya dengan harapan mereka bisa berperan sesuai keterampilannya,” ujarnya.