PESERTA BERKUMPUL DAN SALING DORONG

Gara-gara Microphone, Muktamar IDI Ribut

Sumatera | Sabtu, 21 November 2015 - 10:07 WIB

MEDAN  (RIAUPOS.CO) - Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) XXIX di Hotel Tiara Medan, sempat ricuh. Hal ini terlihat dari beberapa foto yang diunggah di media sosial yang memperlihatkan beberapa peserta berkumpul dan saling dorong.

Saat dikonfirmasi, Jumat (20/11), Sekretaris Panitia dr Wijaya mengakui hal tersebut. Keributan tersebut lantaran semua peserta ingin menyampaikan pendapatnya saat pembahasan awal ADRT pada Kamis (19/11). “Ributnya biasa saja, maklumlah  dokter-dokter atau para pelayan kesehatan yang dibicarakan sehari-hari soal pasien dan penyakit, nah kali ini yang dibahas beda, makanya semua mau bicara. Ributnya karena semua mau pegang mic, semua mau mengutarakan pendapat,” katanya singkat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal sama juga disampaikan Dadang, salah satu kru event organizer dalam kegiatan tersebut.  “ Memang ada keributan tapi sebentar saja. Ramai yang tunjuk tangan mau bicara, tapi belum diberi izin oleh pemimpinan sidangnya,” ujarnya.

Hampir sebagian peserta berdiri dan lari berebut microphone yang disiapkan di tiap lorong. “Semua berdiri mau ambil mic yang kami siapkan di setiap gang.  Saat itu ada ibu-ibu yang kepleset jatuh dikira didorong, suasana langsung ribut. Kami langsung matikan microphone-nya, jadi tambah marah semuanya,” ujar Dadang di sela kesibukannya di Hotel Tiara.

Ditambahkan doter Wijaya,  pada Jumat (20/1) pembahasan masing-masing komisi dan dijadwalkan Sabtu Malam pemilihan pemimpin baru PB IDI 2015-2018. “Hari ini masih kongres, masing-masing komisi dan sampai besok. Malamnya baru pemilihan,” katanya. Lanjutnya, hingga hari ini, proses kegiatan Muktamar berjalan dengan lancar dan diharapkannya lancar hingga penutupan.

Sebelumnya, pada acara pembukaan, Kamis (19/11) Plt Gubsu Ir H T Erry Nuradi berharap Muktamar IDI XXIX di Sumut dapat melahirkan rekomendasi atau kebijakan yang dapat mendorong peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Peranan dokter sangat strategis dalam pemenuhan pelayanan kesehatan mengingat dokter adalah ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

Dikatakan Plt Gubsu, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sangat diperlukan mengingat masih banyak warga yang memilih berobat ke luar negeri. “Gejala tersebut menjadi salah satu bukti bahwa pelayanan kesehatan di tanah air masih perlu diperbaiki dan belum menjawab berbagai kebutuhan masyarakat,” katanya.

Karena itu, menurutnya, keberadaan para dokter yang tergabung dalam IDI sangat strategis dalam upaya membantu pemerintah sebagai rangkaian reformasi di bidang kesehatan dan membangun pelayanan kesehatan masyarakat. “Diharapkan IDI bisa menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan yang lebih efisien, efektif dan terjangkau masyarakat,” ujarnya.(put/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook