BANDAR LAMPUNG (RIAUPOS.CO) - Dua bocah seketika menjadi yatim piatu. Kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan maut di jalan tol trans-Sumatera Km 96, Natar, Lampung Selatan, sekitar pukul 06.15 kemarin (19/10). Sebuah sedan Honda bernopol BE 1230 BK yang melaju dari arah Terbanggi Besar menabrak bagian belakang truk BH 8794 HP yang dikemudikan Dani Ismanto.
Tabrakan dahsyat mengakibatkan sedan yang dikemudikan Hadi Prayitno, 37, warga Kelurahan Talang, Bandar Lampung, itu ringsek. Percikan api muncul dan dengan cepat membesar serta menghanguskan mobil beserta isinya. Hadi dan istrinya, Elizabeth Yoniseptirawati, 32; putra mereka Michael Dwi Suryohadi, 7; serta keponakan Hadi, Kristyowati, 14; tewas terbakar.
Sementara dua putri Hadi, Pricilia Saronka, 9, dan Vania, 2, berhasil keluar dari sedan maut tersebut. Video dua bocah malang itu duduk di pinggir jalan tol memandangi sedan yang berisi keluarga mereka tengah terbakar hebat beredar luas. Api di mobil tersebut bisa dipadamkan sekitar pukul 07.30.
Pantauan Radar Lampung, satu unit mobil pemadam kebakaran Kecamatan Natar, satu unit rescue truk Basarnas Lampung, dan satu ambulans PT Hutama Karya dikerahkan untuk mengevakuasi korban. Setelah api padam, jenazah empat orang itu dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Lampung. Sementara Priscilia dan sang adik Vania dibawa ke RS Mardi Waluyo Natar untuk mendapatkan perawatan.
Dugaan sementara, penyebab kecelakaan adalah pengemudi sedan yang mengantuk dan tak melihat truk di jalur lambat. ”Hingga menabrak mobil di depannya,” kata Kasatlantas Polres Lampung Selatan AKP Muhammad Kasyfi.
Polisi, lanjut Kasyfi, sudah mengamankan Dani Ismanto dan membawanya ke Mapolsek Natar untuk dimintai keterangan seputar laka lantas maut tersebut.
Sementara jenazah Hadi, istri, putra, dan keponakannya dibawa ke ruang forensik untuk diidentifikasi. Sekitar pukul 17.00, empat jenazah tersebut dibawa ke Kotabumi, Lampung Utara, untuk dimakamkan di dekat rumah orang tua Hadi.
Sumiyati, ibu Hadi, tak kuasa menahan duka tatkala menyaksikan jenazah anak dan cucunya.
”Nang endi putuku (mana cucuku, Red), nang endi (mana) anakku? Kok iso ngene (Kok bisa begini), ya Allah. Kalau anakku ada salah, tolong dimaafin,” ratapnya.
Kakak ipar Hadi, Erni, 33, mengaku kaget saat mengetahui Hadi dan keluarganya mengalami kecelakaan. Dia sempat tidak percaya. Namun, setelah melihat di media sosial, barulah Erni menyadari sesuatu yang buruk telah terjadi.
Hadi merupakan bendahara di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat UPT Kemendikbud. Menurut Erni, pada Jumat (18/10) sore, Hadi berpamitan pergi ke Lampura. Dia hendak menghadiri pernikahan salah seorang kerabatnya. Kepergian Hadi dan keluarga itu disertai firasat tak enak dalam benak Erni. ”Saya bilang juga kok sebentar bawaannya sampai satu koper gitu,” ujarnya sambil terus menangis.
Menurut Erni, Hadi dan keluarganya nyaris tak bisa dikenali lagi akibat luka bakar di sekujur tubuh. Pihak keluarga menandai mereka berdasar pakaian tersisa dan aksesori yang dikenakan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman