MEDAN (RIAUPOS.CO) - Mega proyek jembatan layang yang menghubungkan sisi Timur Lapangan Merdeka dengan Stasiun Kereta Api Medan, sky bridge, sampai saat ini belum terealisasi 100 persen. Bangunan tersebut memang menunjukkan tanda-tanda akan selesai sejak mulai dikerjakan pada 2012 lalu, namun kondisinya belum diurus dan tidak terawat. Molornya pengerjaan lanjutan jembatan layang dikarenakan belum dilakukannya serah terima berita acara terkait kerja sama pembangunan sky bridge, dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Sesuai dengan MoU pembangunan, pengerjaan proyek ini dibagi menjadi dua tahap yaitu, pertama pembangunan dari tahap awal (bagian timur lapangan merdeka) terlebih dahulu akan dikerjakan oleh pihak Pemko Medan, setelah itu jika pembangunan tahap pertama selesai, barulah Pemko menyerahkan finishing atau penyelesaian pembangunan jembatan kepada PT KAI.
Sebenarnya, niat yang ingin dicapai dari pembangunan ini amatlah mulia, yaitu sebagai penghubung antara penumpang dari dan menuju Stasiun KAI ke Lapangan Merdeka dan sebaliknya. Selain itu, juga akan menjadi tempat para pedagang buku di Lapangan Merdeka yang sempat tergusur ke Jalan Perniagaan karena adanya pembangunan ini. Namun, kondisi sky bridge sudah mulai lapuk. Pada besi jembatannya mulai berkarat. Bahkan catnya pun mulai terkelupas.
Bahkan, anggaran pengerjaannya juga tidak bisa dipastikan apakah kembali dianggarkan tahun ini atau tidak. “Belum tahu, apakah diusulkan kembali atau tidak dalam R-APBD Kota Medan 2016. Belum kami cek. Nanti kami cek lagi,” tegas Kabid Fisik Bappeda Kota Medan Makmur Sitanggang di Balai Kota, Jumat (13/11).
Apabila Dinas Perumahan dan Pemukiman tidak menganggarkan pembangunan lanjutannya, maka sky bridge tersebut sudah dipastikan akan terbengkalai. Kondisinya akan seperti itu terus menerus tanpa bisa dimanfaatkan.
Anggota Komisi D DPRD Medan Ilhamsyah mengungkapkan, pihaknya meminta Pemko Medan segera menuntaskan pengerjaan pembangunan jembatan tersebut. Dengan begitu keberadaanya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.(dik/adz/ila/rpg)