SUBULUSSALAM (RIAUPOS.CO) - Kasus pembakaran gereja di Aceh Singkil memang berdampak besar. Rasa ketakutan warga bukan saja terjadi di lokasi pembakaran. Namun turut dirasakan oleh sebagian warga Subulussalam, Aceh. Warga kota hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil itu sempat mengambil tindakan untuk mengungsi.
Namun, oleh pemuda yang mengatasnamakan Persatuan Pemuda Penanggalan (Perpena), Kota Subulussalam, bersama personil TNI dan Polri melakukan penjagaan di sejumlah gereja dan masjid untuk mengantisipasi kerusuhan.
Denni Bancin penasehat Perpena yang juga selaku Kepala Desa Penanggalan Barat kepada wartawan, Kamis (15/10/2015) mengatakan, kegiatan pengamanan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa berdarah di Aceh Singkil.
Denni menjelaskan, di Kecamatan Penanggalan masyarakatnya majemuk dan perlu dilakukan penjagaan sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Untuk itu, kata Denni, Perpena melakukan penjagaan dengan cara patroli sejak Selasa (13/10/2015). “Kita membagi beberapa tim pemuda setiap rumah ibadah baik masjid dan gereja kita tempatkan lima orang pemuda untuk mengantisipasi meluasnya kejadian di Aceh Singkil “ kata Denni.
Sebelumnya, kata Denni, adanya kabar terjadinya bentrok antar warga di Aceh Singkil dengan membakar gereja dan satu orang warga tewas, beberapa warga di Kecamatan Penanggalan mulai bergegas mengungsi ke Kabupaten Tetangga yaitu, Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Namun, dengan adanya kepedulian pemuda untuk menjaga kerukunan antar umat Beragama dengan menjaga beberapa titik gereja, warga yang sebelumnya mau mengungsi menjadi batal.
"Sebelumnya ada beberapa warga yang mau mengungsi setelah mendapat kabar adanya pembakaran gereja di Aceh Singkil. Setelah melihat pemuda turun untuk menjaga, mereka merasa nyaman dan tidak jadi mengungsi, “ tambah Denni.
Sementara, Pendeta Gereja Misi Injil Indonesia (GMII), Jimi Nasution mengaku toleransi umat bergama di Kota Subulussalam sangat tinggi. Sehingga pihaknya kurang khawatir gejolak yang terjadi di Aceh Singkil. Pun demikian kata Aristo, pihaknya tetap was-was. "Kami mengucapkan terima kasih kepada pemuda penanggalan atas kepeduliannya," ucap Jimi.(lim)
Laporan: RPG
Editor: Fopin A Sinaga