BATAM (RIAUPOS.CO) - Aksi demo yang digelar puluhan supir angkot untuk menolak perencanaan Dishub membuka jalur baru koridor Trans Batam berujung anarkis. Dua supir angkot bernama Agus dan Lukas Tarigan menjadi korban pengroyokan supir angkot lainnya di simpang Kabil, Selasa (15/3) siang.
Dalam pengroyokan itu, polisi mengamankan lima orang pelaku. Mereka langsung digiring menuju ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Barelang.
Dikatakan Agus, pengroyokan dan pemukulan itu terjadi saat ia mengangkut penumpang dari kawasan Mukakuning menuju Bengkong. Namun diperjalanan ia dihadang supir angkot yang tengah melakukan demo.
"Penumpang saya disuruh turun. Mobilnya dipukul dan saya di dalam mobil dipukuli," ujar Agus, supir angkot trayek Bengkong ini di SPK.
Dia menjelaskan sebelum mengangkut penumpang tersebut, ia baru saja mengikuti aksi demo bersama supir lainnya. Namun tepat pukul 14.00 WIN ia meminta izin kepada koordinator demo untuk mengangkut penumpang langganannya di Mukakuning.
"Saya sudah minta izin dan rencana setelah mengantar penumpang itu kembali demo. Mentang-mentang ramai malah sesuka hati mereka memukul," keluhnya.
Hal senada disampaikan Lukas, korban lainnya. Ia mengaku tak bisa melawan dengan pemukulan yang dilakukan rekan seprofesinya tersebut.
"Saya hanya memegang kepala supaya pukulannya tak di kepala," tutur pria 31 tahun itu.
Sementara itu, Hendra, salah seorang pelaku yang diamankan polisi berdalih telah menganiaya korban. Ia mengaku hanya meneriaki korban untuk menurunkan penumpangnya dan bergabung melakukan demo.
"Tidak ada saya pukul, yang mukul teman lainnya. Karena di sana ramai," akunya.
Menurutnya, aksi demo yang dilakukan harus diikuti seluruh supir angkot. Sebab, mereka menuntut hak-hak yang selama ini diabaikan pihak Dinas Perhubungan (Dishub).
"Kita begini (demo) untuk ke depannya. Karena pencarian kita sudah terancam," tutup warga Batuaji ini. (opi/rpg/zar)