BELAWAN (RIAUPOS.CO) - Kapal penangkap ikan berbendara Malaysia KF 5615 diberondong senjata aparat Indonesia di sekitar perairan Pulau Salah Nama Kabupaten Batubara. Satu dari empat nelayan berkebangsaan Myanmar diduga melakukan aktivitas pencurian ikan (ilegal fhising), tewas setelah tertembus peluru petugas.
Dari informasi diperoleh Sumut Pos (Riau Pos Group), penembakan kapal ikan nelayan asing bermula dari petugas kapal patroli KAL Viper milik aparat militer berpangkalan di Belawan, sedang berpatroli di sekitar laut perbatasan Selat Malaka. Ketika melintasi perairan Pulau Salah Nama, petugas memergoki kapal KF 5615 berada di kawasan teritoral laut Indonesia.
Menduga kapal tersebut melakukan aktivitas ilegal fishing, petugas langsung mengejar. Mengetahui aksinya dipergoki, kapal ikan asal Malaysia yang diawaki oleh empat warga negara Myanmar ini malah berniat melarikan diri dan berupaya menabrak kapal patroli TNI Angkatan Laut.
Aparat TNI AL yang tak mau kecolongan, sempat melepaskan beberapa kali tembakan peringatan, hingga akhirnya laras senjata petugas diarahkan ke lambung kapal ikan tersebut. Dalam peristiwa penembakan itu, seorang nelayan tewas ditempat dengan kondisi tubuh tertembus peluru.
Komandan Lantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI Yudo Margono, pasca tewasnya nelayan asing itu langsung menggelar jumpa pers. Kepada wartawan jenderal bintang satu ini mengatakan, kapal ikan berbendera Malaysia itu terpaksa ditempak pihaknya karena tidak mematuhi perintah petugas saat akan diamankan.
"Petugas kita sempat memberi perintah agar berhenti. Mereka baru berhenti setelah petugas menembak lambung kapal," katanya.
Yudo, menyebutkan para nelayan asing ini diduga sebelumnya sudah sempat melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Ini terbukti dengan ditemukannya sebanyak dua ton berbagai jenis ikan di dalam palka kapal.
"Saat kapal KF 5615 berhenti, di situ baru diketahui ada seorang awak kapal tewas dengan luka tembak. Untuk jasadnya sudah dievakuasi ke RSU dr Pirngadi Medan, sedangkan tiga awak lagi masih diperiksa," tandas, Yudo tanpa menyebutkan identitas keempat nalayan tersebut.(rul)
Laporan: RPG
Editor: Fopin A Sinaga