BANDA ACEH (RIAUPOS.CO) - Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, Raden Bagas Hapsoro, menemui Gubernur Aceh Zaini Abdullah, di Meuligo Gubernur, akhir pekan lalu. Sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Dikatakan Bagas, kedatangannya ke Aceh bertujuan menjaring informasi terkait berbagai macam potensi Aceh yang bisa dipromosikan di dua negara tempat ia bertugas. Bagas dilantik sebagai Duta Besar pada akhir Desember lalu.
“Saya langsung teringat Aceh ketika saya ditugaskan ke Swedia. Pesan Menlu, sebelum berangkat ada baiknya tampung masukan-masukan atau hal-hal yang bisa dibawa ke sana, agar mudah mengajak para investor berinvestasi. Itu yang membuat saya langsung tertuju kemari,” kata Bagas.
Menurutnya, informasi yang dihimpun menjadi catatan untuk disampaikan kepada para investor di dua negara tempat ia bertugas.
“Informasi ini menjadi bahan untuk mempromosikan Aceh di Swedia dan Latvia tentunya. Swedia sebagai salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia, kita harap tahun ini mau menambah investasinya, khususnya untuk Aceh,” ujarnya.
Gubernur Zaini Abdullah menyambut baik upaya penjaringan informasi yang diperlukan untuk mempromosikan Aceh di Swedia dan Latvia. Dikatakanya, Aceh memiliki berbagai sektor unggulan yang bisa dijadikan lahan investasi, terutama dalam hal sumber daya alam, seperti kelautan dan perikanan, energi, potensi letak geografis, agro industri, wisata dan budaya, serta berbagai hal lainya.
“Tentu jika ini disampaikan dengan baik, akan mudah diterima. Kita sangat terbuka dan siap menampung para investor yang mau ivestasi kemari,” kata Doto Zaini.
Informasi lain yang sangat perlu disampaikan, jelas Gubernur, terkait situasi keamanan Aceh. Selama ini, kata dia, masih banyak pihak yang meragukan kondisi damai Aceh. Pandangan keliru tersebut, perlu diluruskan agar tidak menjadi hal negatif yang berpengaruh pada sektor investasi. Aceh setelah penandatanganan perjanjian damai MoU Helsinky, cukup kondusif. Aktivitas masyarakat berjalan normal sebagaimana daerah lain di Indonesia.(mag-64/rpg)