SOLOK (RIAUPOS.CO) - Banjir bandang dan galodo (longsor) datang silih berganti memporak-porandakan Kabupaten Solok Selatan. Peristiwa yang terjadi Senin (8/2/2016) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB merendam ribuan rumah di kecamatan Sungaipagu dan enam warga tewas tertimbun longsor di Pauhduo. Sedangkan di Sangir akses jalan nasiona terputus, satu unit mobil jatuh ke dasar sungai serta 3 jembatan putus.
Laporan Padang Ekspres (Riau Pos Group) di lapangan, tingginya curah hujan sejak Sabtu (6/2) pagi hingga Minggu (7/2) malam, menyebabkan batang suliti meluap tajam dan merendam ribuan rumah warga hampir di seluruh nagari di Kecamatan Sungaipagu. Titik terparah berada di nagari Pasar Muaralabuh, mulai dari jembatan Kotobaru hingga ke simpang Lembaga Permasyarakatan (LP) dan di Nagari Kiambang. Air mulai memasuki rumah warga sekitar pukul 00.30 WIB malam, hingga mencapai setinggi badan orang dewasa pada pukul 01.00 WIB. Seluruh paralatan rumah tangga dan kendaraan terendam.
Bahkan daerah kerendahan seperti di Kiambang dan Kampuang Tarandam, air malam gelap gulita itu capai atap rumah warga. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun ditaksir puluhan rumah mengalami rusak berat dan sedang akibat dihondoh banjir bandang.
"Sebelum air mencapai dada orang dewasa, warga menyelematkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Sedangkan di kampauang tarandam dan kiambang air capai atap dan paginya surut setinggi dada. Puluhan rumah rusak berat dan sedang," ujar Kepala BPBD Solok Selatan, Edi Torial di lokasi banjir Senin (8/2/2016) di Muarolabuh.
Sementara di Kecamatan Pauhduo, di Jorongtaratak Pekonina, Nagari Alam Pauhduo, satu keluarga tewas tertimbun galodo bukik bulek dan kondisi rumah papan berukuran 5x8 meter luluh lantak diterjang material bukit dan air bah. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.30 WIB, korban galodo tersebut yakni Ramli, Haisa, (1,5 tahun), Mardiana (50), Elin (20), Arifan (2), dan Yusuf (70).
Sedangkan dari tujuh anggota keluarga yang tertimbun longsoran bukit, satu orang selamat dari maut. Yakni Andi Zalman,10 tahun. Pada pagi harinya, warga setempat melakukan pencarian korban secara manual menggunakan cangkul. Dari enam warga yang tertimbun tersebut, empat sudah ditemukan dan dua orang lagi pencariannya dihentikan sekitar pukul 03. 00 WIB. Akibat perkampuangan yang berjarak sekitar 1,5 km dari Jalan Nasional di Pekonina masih diguyur hujan lebat. Dan satu unit jembatan akses kabupaten juga putus di Pinang Awan.
"Besok pencarian dilanjutkan, karena debit hujan masih tinggi. Dikawatirkan terjadi galodo susulan, alat berat,personil BPBD, Sarnas, Pol PP dan akan di bantu Polri dan TNI untuk pencarian korba atas nama Arifan dan Yusuf,"ulas Editorial didampingi Sekretarisnya Sumardianto.(at/tn/edi) Laporan: RPG
Editor: Fopin A Sinaga