TOKOH INSPIRATIF

Kadus Ini Dapat Penghargaan Berkat Kredit Jamban

Sumatera | Selasa, 08 Desember 2015 - 00:02 WIB

TANJUNGUBAN (RIAUPOS.CO) - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunaikan pengabdian kepada masyarakat. Seperti yang dilakukan Azhar alias Atan (49). Peduli pada sanitasi lingkungan, Azhar berupaya menyadarkan masyarakat tentang pentingnya keberadaan jamban di rumah tempat dirinya memimpin sebagai kepala dusun.

Alhasil, usahanya ini bukan saja berhasil membuat setiap rumah sudah memiliki jamban, tetapi juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menciptakan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, bukan perkara mudah. Terlebih mengubah pola pikir orang lain untuk tetap hidup sehat, perlu waktu dan kesabaran untuk menggapainya.

Meski sulit, namun tetap bisa dilakukan. Perjuangan inilah yang dilakukan Azhar, warga Kampung Lepan, Desa Kuala Sempang, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Bintan Kepulauan Riau yang berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup bersih dengan memiliki jamban sehat di setiap rumah.

Akibat dari inovasinya untuk mengajak masyarakat melakukan hidup sehat, Azhar kini mendapat balasannya yakni meraih penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sebagai satu-satunya tokoh masyarakat di Indonesia yang mendapatkan penghargaan Kader Lestari sebagai Kesatria Bhakti Husada.

Penghargaan tersebut diberikan Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek di Jakarta, 23 November lalu.

Azhar yang merupakan putra kelahiran Kampung Lepan 49 silam ini mendapatkan penghargaan atas jasanya mendukung keberhasilan pembangunan bidang kesehatan sebagaimana Terlampir dalam Surat Keputusan Menkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/466/2015.

Pria paruh baya yang bekerja sebagai Kepala Dusun 02 Desa Kuala Sempang ini mendapatkan penghargaan berkat inovasinya membangun program kredit jamban warga secara swadaya. Hal ini dilakukannya untuk membangun lingkungan yang sehat di kampung tempat kelahiran dan tinggalnya.

Kepada Tanjungpinang Pos (Riau Pos Group), Azhar menceritakan dari awal tentang program yang membuatnya bisa meraih penghargaan tingkat nasional tersebut. Diceritakannya, awal mula inspirasinya untuk membangun jamban yang layak dan sehat di kampungnya, yakni tahun 2008 lalu. Ia berinisiatif membangun jamban di setiap rumah warga karena pada saat itu nyaris semua rumah warga tidak memiliki jamban yang layak dan sehat alias masih membuang kotoran di parit atau dengan cara membuangnya di kebun atau hutan.

"Awalnya kami ingin membangun jamban dengan sistem arisan. Kami kumpulkan 10 orang satu kelompok. Namun setelah ditimbang-timbang dan didiskusikan, cara tersebut masih belum cocok, karena khawatir warga macet saat mengumpulkan uang pada arisan ke-7 hingga seterusnya. Sehingga program tersebut gagal,” kata pria yang hanya lulusan ijazah Paket B ini.

Tidak putus asa, kemudian Azhar mencoba program mandiri lainnya. Kali ini ia mencoba dengan sistem kredit jamban. Berbekal kenalan salah satu pemilik toko material di Tanjunguban, akhirnya ia dipercaya untuk menjadi penjamin pelaksanaan kredit jamban.

"Jadi inilah solusinya. Kami beli seluruh material yang dibutuhkan, kemudian kami buat secara gotong-royong jamban warga. Awalnya ada 24 warga yang mengikuti program ini. Alhamdullah ini berhasil membangun jamban yang sehat di rumah warga. Kemudian untuk pembayarannya, warga setiap bulannya hanya membayar Rp 50 ribu selama 10 bulan,”  jelasnya.

Kemudian, setelah selesai angsuran, program ini berlanjut. Tidak hanya di Kampung Lepan saja, tetapi keberhasilan ini diikuti oleh kampung-kampung lain yang ada di Desa Kuala Sempang.

Hingga tahun 2014 lalu, seluruh rumah di desa tersebut sudah memiliki jamban yang sehat dan layak, terlebih ada bantuan dari pemerintah yang juga mendukung program mandiri kredit jamban. "Alhamdullah ini semua berjalan lancar, pada tanggal 7 Oktober lalu tim dari Kemenkes langsung melakukan pengecekan ke lapangan dan toko material yang menjadi mitra kami. Alhamdullah semua datanya benar dan desa kami mendapatkan pengharaan ini. Ini berkat kerja sama seluruh pihak terkait dan warga, bukan saya semata," akunya.

Sementara itu, Kepala Desa Kuala Sempang, Selamat yang dikonfirmasi terkait penghargaan tersebut membenarkan desanya mendapat penghargaan dari Kemenkes. Menurutnya ini semua merupakan kerja sama seluruh pihak dan masyarakat tentang artinya menjaga kesehatan rumah dan lingkungan.

"Pak Azhar merupakan satu-satunya tokoh masyarakat se-Indonesia yang mendapatkan penghargaan ini. Selebihnya penghargaan tersebut diraih oleh pihak-pihak kesehatan lainnya. Kami bangga atas penghargaan ini, tetapi kami jauh lebih bangga dengan kesadaran warga kami tentang kesehatan,” sebutnya.

Dikatakannya, Desa Kuala Sempang merupakan salah satu desa terpencil di Bintan. Dengan wilayah yang luas dan terbagi dalam beberapa kampung dengan perbatasan sungai, membuat warganya dahulu tidak peduli dengan kesehatan lingkungan, terutama tentang pembuangan kotoran.

"Hari ini di desa kami sudah tidak ada lagi yang namanya buang di parit atau WC terbang. Semua sudah sadar menggunakan jamban sehat untuk menjaga kesehatan," kata Selamat.

Laporan: RPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook