BATAM (RIAUPOS.CO) - Rencana pembangunan jalan tol di Kota Batam pada ruas jalan protokol yang sudah ada menuai kritik dari masyarakat. Pasalnya, jalan yang sebelumnya bisa dilewati secara cuma-cuma akan berubah jadi jalan berbayar sehingga dinilai memberatkan masyarakat.
“Jalan dilebarkan Pemko Batam dari uang pajak masyarakat, terus jadi tol, kita bayar lagi,” ujar warga Batuaji, Ali, Senin (8/10/2019).
“Kirain pelebaran jalan tidak untuk tol, tapi malah jadi begini sekarang,” keluhnya lagi.
Hal senada disampaikan warga lainnya, Astiningrum. Ia menilai jalan tol belum sepenuhnya dibutuhkan. Apalagi kini jalan Batam sudah banyak yang dilebarkan.
“Aku pernah baca beritanya kok, ada rencana bangun LRT itu,” ucap warga Seibeduk ini lagi.
Sementara itu, para pekerja ataupun buruh menilai rencana pembangunan jalan tol justru menyulitkan akses jalan yang digunakan sehari-sehari untuk bekerja, yang notabene pekerja pada umumnya menggunakan sepeda motor.
“Kalau wacana ini terealisasi malah akses jalan semakin sulit, karena jalan alternatif kami (pekerja) satu-satunya ya lewat Simpang Kabil menuju Batam Center,” terang Lina, pekerja di kawasan Cammo Industrial Batam Center.
Apalagi jalan tol ini pasti berbayar, tentu semakin memberatkan kalangan pekerja.
“Dari segi waktu kerja juga akan terkuras sebab arus lalu lintas dari kawasan Batamindo menuju Simpang Kabil selalu macet di saat jam kerja,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan pengguna jalan lainnya, Joni. Rencana membangun jalan tol ini dianggap belum terlalu penting sebab ruas jalan di Batam sudah dilebarkan di beberapa titik.
Apalagi, jalan tol juga harus berbayar.
“Jalan yang sudah ada kan sudah dilebarkan, kenapa harus digunakan untuk jalur tol. Pengalihan arus pasti memperparah kemacetan,” terang warga Batam Center ini.
“Aku sih lebih pilih LRT (light rapid transit/kereta ringan) daripada jalan tol,” paparnya.
Sumber: Batampos.co.id
Editor: E Sulaiman