DIHADANG MASSA YANG TOLAK SUMUR MINYAK DITUTUP

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Kemensos Dievakuasi Polisi

Sumatera | Minggu, 06 Mei 2018 - 21:37 WIB

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Kemensos Dievakuasi Polisi
Kondisi penghadangan rombongan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Kementerian Sosial, Hari Hikmat. (Foto: Maulana/Rakyat Aceh)

PEUREULAK (RIAUPOS.CO) - Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Kementerian Sosial Hari Hikmat terpaksa dievakuasi polisi dengan menggunakan  kendaraan baracuda menyusul adanya penghadangan oleh ratusan massa warga Ranto Peureulak, Aceh Timur Jumat (4/5/2018) lalu.

Keberadaan  Hari Hikmat dan rombongan ke sana dalam rangka penyerahan bantuan untuk korban sumur minyak yang terbakar beberapa hari lalu.

Puluhan polisi pun terpaksa diturunkan untuk mengawal rombongan dari kerusuhan.  Aksi penghadangan di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak itu berlangsung sekitar sejam. Bahkan, hingga berdampak macet total jalan provinsi lintas Gayo Lues-Peureulak.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam aksinya, massa mendesak pemerintah untuk tidak menutup sumur minyak milik warga.Selain itu, massa juga menuntut proses hukum yang sedang berjalan dihentikan dan seluruh tersangka dibebaskan.

“Ini merupakan aksi damai. Kami hanya ingin pemerintah untuk segera melegalkan aktivitas penambangan minyak di daerah ini. Perlu kami ingatkan hampir semua masyarakat di sini ketergantungan ekonomi pada hasil minyak yang ditambang,” kata Koordinator Aksi, Suharman dalam orasinya.

Selain itu, Harman bersama warga lainnya, berharap agar pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan yang sedang diderita warga Pasir Putih. “Pemerintah harus segera turun tangan. Jangan mengambil langkah yang membuat kehidupan kami rakyat kecil terus terjepit. Jangan anggap tragedi ini sebagai pelanggaran hukum karena semua ini adalah bencana. Maka kami sangat butuh bimbingan dari semua pihak,” imbuh Harman.

Bupati Aceh Timur, H Hasballah meminta warga untuk bersabar dan menahan diri. Apalagi pemerintah saat ini sedang mencari solusi. Di antara solusi yang ditawarkan, pembentukan kelompok usaha. Namun katanya, proses tersebut membutuhkan waktu.

“Bukan hanya di Pasir Putih, termasuk di beberapa desa lain yang juga selama ini dilakukan penyulingan minyak mentah secara tradisional, intinya selaku kepala daerah akan kita upayakan penanganan secara menyuluruh,” ujarnya.

Dia berjanji kesejahteraan masyarakat tetap menjadi prioritasnya. “Masyarakat untuk sementara bersabar, karena pemerintah sedang mencari jalan alternatif untuk penyelesaian ini,” katanya.(mag-75/mai)

Sumber: JPNN
Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook