POTRET KEMISKINAN RAKYAT INDONESIA

Kisah Menyedihkan, Jenazah Bayi Dibawa Pulang Pakai Kardus

Sumatera | Senin, 09 November 2015 - 00:35 WIB

Kisah Menyedihkan, Jenazah Bayi Dibawa Pulang Pakai Kardus
Jenazah sang bayi, sebelum dijemput orangtuanya. (PATIAR MANURUNG/METRO SIANTAR)

PEMATANGSIANTAR (RIAUPOS.CO) - Kisah berikut ini cukup menyedihkan dan menjadi potret betapa kemiskinan masih saja dimiliki oleh individu rakyat Indonesia.

Karena ketiadaan biaya, seorang bapak terpaksa membawa pulang jenazah anak bayinya yang masih berusia enam hari hanya dengan bungkusan kardus setelah nyawanya tidak tertolong meskipun sudah diupayakan dirawat di rumah sakit. Sang bapak, SS, warga Kelurahan Pakkat, Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara, tidak mampu membawa jenazah anaknya pulang dengan menggunakan ambulans. Jangankan ambulans, membeli peti matipun dia sudah tidak sanggup.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ceritanya bermula dari kelahiran istrinya, yang melahirkan bayi kembar di Rumah Sakit HKBP, Balige, 31 Oktober lalu. Saat anak pertama, berhasil dilahirkan melalui persalinan normal. Namun, kelahiran bayi kedua harus dilakukan melalui operasi sectio caesarea atau operasi sesar.

Namun ternyata anak yang kedua memiliki masalah dan kemudian oleh pihak RS HKBP Balige dirujuk ke Rumah Sakit Vita Insani, Pematangsiantar. Humas RS Vita Insani Choki Pardede, mengatakan, Bayi SS tiba di Nita Insani pada 31 Oktober pukul 19.04. Saat dimasukkan ke ICU pukul 19.45, kondisi sang bayi sudah kritis. Hasil pemeriksaan tanggal 2 November, terdapat masalah pada paru-parunya. SS setia menunggui bayinya hingga tanggal 3 November. "Saat dirujuk, kondisi bayi sudah kejang-kejang," kata Choki.

 

Tetapi, konsentrasinya harus terpecah karena pada tanggal itu dia harus pergi ke Balige untuk menangani istri dan anaknya yang satu lagi. Sebelum pergi, SS menyerahkan uang Rp5 juta ke pihak RS Vita Insani sebagai biaya perobatan anaknya.

 

Setelah SS pergi, petugas medis tetap melakukan perawatan terhadap bayi tersebut. Kemudian, 5 November kondisi bayi samakin memburuk. Karena ayah bayi sedang di Balige, pihak rumah sakit tetap memberi kabar tentang perkembangan si bayi.

 

Namun, pada Jumat 6 November sekira pukul 12.10 WIB, petugas medis melaporkan bahwa bayi tersebut sudah meninggal. Tapi, melalui pesan singkat, SS mengaku tidak sanggup lagi untuk menjemput jasad anaknya dengan alasan uang tidak ada lagi, kata-kata yang menyedihkan...

 

“Satu malam ini sudah saya usahakan, Pak. Tetap tidak ada, Pak. Mohon, Pak karena ketidakmampuan, kami sudah tidak sanggup lagi, Pak. Mohonlah, Pak, kami tidak bisa datang. Supaya jenazah anak saya gimana baiknya pihak rumah sakit menyelesaikan. Kami keluarga sudah ikhlas, Pak. Mohon maklum, Pak. Kami sudah tidak makan lagi pak," demikian isi pesan singkat SS menjawab pemberitahuan pihak RS Vita Insani.

 

Selanjutnya pihak RS Vita Insani menghubungi RS HKBP Balige dan membenarkan bahwa istri SS sedang menjalani perawatan. “Menurut mereka, istri SS melahirkan bayi kembar. Pertama lahir secara normal. Kemudian, kembarannya lahir secara cesar atau operasi. Tapi kondisi bayi yang cesar ini kritis, maka dirujuklah ke RS Vita Insani,” terang Choki lagi.

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook