Hal ini diungkapkan Hardiman, 47, dari Kandis Riau untuk pulang kampung ke Padang sejak 3 tahun belum mudik. Pria tiga anak bersama istri dengan mobil jenis Toyota Avanza hitam itu, mengaku telah mempersiapkan bekal makanan jika terjebak macet parah sepanjang perjalanan.
“Kami dari Kandis Pekanbaru yang berangkat Rabu (4/5) pagi, dan kembali terjebak macet di Padangpanjang hingga subuh. Semua sudah kami perkirakan karena dua tahun belakangan mudik dilarang karena pandemi Covid-19. Namun perlu disayangkan juga, pemerintah sepertinya tidak menyikapi ini dengan berbagai langkah dan upaya untuk mengatasi kemacetan parah. Di antaranya mungkin saja dengan menyebarkan peta jalur-jalur alternatif, yang bisa dipilih pengemudi dari luar daerah,” tutur Hardi.
Begitu pula jalur Danau Singkarak-Padangpanjang macet parah. Pantauan Padang Ekspres, Rabu (4/5) di Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, sekira pukul 15.00, lalu lintas sangat padat, khususnya dari arah Solok, bahkan kemacetan panjang terjadi mulai dari sumani hingga di sepanjang jalan lintas di tepian Danau Singkarak.
Dari tinjauan lapangan, beberapa titik seperti di simpang Sumani, sekitar dermaga Singkarak, dan simpang Sulitair terjadi kemacetan parah. ”Tidak hanya di sini, kemacetan ini sampai ke Padangpanjang, khususnya dari arah Solok-Padangpanjang,” ujar Rudi, 34, salah seorang pengendara yang di wawancarai Padang Ekspres di Pasar Sumani.
Ia yang datang dari arah Padangpanjang menuju Solok, menyebutkan bahwa kendaraan dari arah Solok sangat ramai, dan di beberapa titik justru juga mengakibatkan kemacetan pada dari dua arah. Ia menyebut, dari Padangpanjang ke Sumani saja perlu waktu 2,5 jam, padahal jika lalu lintas lancar hanya memerlukan waktu tak lebih dari 45 menit.
”Kendaraan yang dari arah Padangpanjang memang tidak banyak kelihatannnya, tapi kondisi lalu lintas yang macet parah, terutama di Pasar Ombilin, dan Dermaga Singkarak,” katanya.
Untuk diketahui, Dermaga Singkarak merupakan salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi di libur lebaran, sehingga setiap tahunnya kemacetan tidak bisa dihindari.
Lalu, jalan Lintas Solok-Padang dan Padang-Alahanpanjang juga terlihat sangat ramai dari biasanya. Meski tidak ada kemacetan parah yang terjadi, namun agar kamacetan tidak terjadi kepolisian setempat membuat beberapa jalur rekayasa.
Kasat Lantas Polres Solok, Iptu Feri Yuzaldi menyebut, ada 3 titik rawan macet di wilayah lalu lintas Solok Padang, pertama dari simpang Koramil dari Kota Smenuju Selayo, kedua di kawasan Pintuangin Kayuaro, ketiga di Simpang Lubukselasih.
Adapun, di Pintuangin untuk menghindari kemacetan dibuat menjadi satu arah, melalui jalan lama (via Kantor Bupati) dan jalan baru (Jalan Lingkar).
Sementara di Simpang Lubukselasih, kendaraan dari arah Padang menuju Alahanpanjang tidak boleh langsung belok kanan, tapi harus memutar ke Pintuangin, agar tidak terjadi kecamatan di Kawasan pertigaan Lubukselasih.
”Begitu juga dari Alahapanjang menuju Kota Solok, juga tidak bisa langsung belok ke kanan, tali harus ke rest area dulu sebelum memutar menuju Kota Solok,” katanya.
Kemudian, ia juga menyebut, di kawasan Alahanpanjang dan Danau Kembar, memang kendaraan terpantau sangat ramai, dan kondisi lalu lintas padat merayap, meskipun menurutnya tidak ada kemacetan yang parah.
”Mulai dari pukul 09.00 hingga pukul 00.00 kendaraan sangat ramai, puncaknya dari pantauan 3 hari ini, pukul 15.00 hingga pukul 22.00 lalu lintas sangat padat, kami harap pengendara agar tetap hati-hati,” ujarnya.
69 Kasus Laka, 8 Orang Meninggal
Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Sumbar mencatat selama libur lebaran Idul Fitri telah terjadi kecelakaan sebanyak 69 laka lantas, delapan orang dilaporkan meninggal dunia. Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Satake Bayu menyebutkan jika dibandingkan tahun sebelumnya kecelakaan libur Idulfitri mengalami kenaikan.
