Siap nggak siap, Nikita masuk penjara lagi. Terpaksa menunda pose vulgar di majalah Playboy.
Setelah sempat ditunda, sidang putusan kasus penganiayaan dengan terdakwa Nikita Mirzani kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin.
Majelis Hakim menjatuhkan hukuman empat bulan penjara dipotong masa tahanan, terhadap bintang film Nenek Gayung, Mama Minta Pulsa dan Pokun Roxy ini.
“Terbukti bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan dan divonis penjara selama empat bulan,” ucap Hakim Ketua, Samsul Edi, di ruang sidang.
Nikita terlihat menunduk saat hakim membacakan putusan. Nikita yang mengenakan baju berwarna hijau juga terlihat meneteskan air mata saat putusan dibacakan. Dia tak kuasa menahan tangis.
Menurut kuasa hukum Nikita, Fahmi Bahmid, dengan putusan tersebut, tak berarti Nikita langsung masuk penjara. Nikita berniat mengajukan banding.
Sebelumnya, diketahui Nikita sempat mendekam dalam tahanan Polda Metro Jaya selama 57 hari.
“Kami akan pelajari, terjadinya pemukulan yang tidak terbukti. Ini yang jadi perdebatan soal kasus ini. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan,” ujar Fahmi.
Usai sidang, Nikita belum bisa menutupi rasa terkejutnya. “Aku shocked, pusing kepala aku,” katanya dengan wajah sedih saat dikerumuni wartawan.
Meski kaget atas putusan yang dijatuhkan padanya, Nikita berusaha untuk tegar dan pasrah. Ia pun menyatakan siap jika harus masuk penjara lagi. “Aku nggak takut, kalau masuk ya tinggal masuk. Cuma kecewa saja, perjalanannya seperti ini. Ya, siap nggak siap, disiap-siapin,” ujarnya.
Janda satu anak ini pun terpaksa menunda semua pekerjaannya. Salah satunya, menjadi model majalah Playboy Singapura.
“Pekerjaan ya ditunda sampai selesai. Buat masyarakat semoga bisa menilai, kejadian ini tidak seperti yang dibicarakan. Tapi mungkin majelis hakim punya pertimbangannya sendiri,” kata Nikita.
Dalam persidangan kemarin juga nampak korban yang dianiaya Nikita yakni, Olivia dan Beverly Mae Sandie. Ditemui usai sidang, Olivia menyatakan menerima hasil putusan hakim. Ia tak mau terlalu ambil pusing, berapa vonis yang dijatuhi hakim terhadap Nikita. “Yang penting ada efek jera. Next time jadi orang jangan arogan,” cetusnya.
“Dari pertama kali aku sudah keluarin statement, nggak muluk-muluk cuma pengen dia akui dia bersalah. Dan akhirnya terbukti bersalah. Berapa lama hukumannya terserah,” imbuh Olivia.
Lebih lanjut, Olivia merasa Nikita kena karma dari sejumlah tindakan kasar yang dilakukan terhadap orang lain.
“Yang aku dengar ini (penganiayaan) kan nggak cuma sekali. Baru di aku, dia kena. Tapi kalau mau banding terserah, itu hak dia,” tandasnya.
Sekadar info, kasus penganiayaan yang terjadi di Rooftop Cafe Kemang, 5 September 2012 berakar dari masalah sepele. Sebenarnya, masalah itu tidak akan menjadi pertengkaran jika tidak ada salah paham.
Menurut Santo Kadarusman, ayah Olivia dan Beverly, insiden itu terjadi saat pertunjukan musik di kafe. Kedua kakak beradik Sandie itu sedang menertawakan seorang rekan pria mereka yang bergaya seperti perempuan.
Namun, Angel Army, tersangka kedua yang saat itu duduk berseberangan dengan Olivia dan Beverly, merasa tersinggung. “Tiba-tiba dia mendatangi Beverly dan menjambak rambutnya,” ujar Santo, belum lama.
Beverly yang kaget mendadak diperlukan begitu, langsung berteriak kesakitan. “Ada apa ini?” tanyanya. Di luar dugaan, Army justru membentaknya.
Karena merasa tak bersalah, Beverly pun membela diri. “Nggak kok, gue nggak ngetawain lu,” ucapnya lantas meminta tolong pada sang kakak. Olivia pun mencoba menolong adiknya. Saat itulah dia mendapat serangan dari Nikita.
“Rambutnya ditarik sampai mundur dua meter. Setelah itu, Olivia juga ditonjok,” kata Santo menceritakan kejadian itu.
Nikita pernah membantah. Dia bilang, saat itu menjambak rambut Olivia hanya untuk melerai pertengkaran yang terjadi.
“Aku datang belakangan, jam setengah satu (dini hari), atas undangan Army. Sekitar 20-30 menit kemudian, aku lihat Army dance. Buat aku biasa, tapi Olivia dan Beverly mentertawai,” ujar Nikita.
“Pakai kissing dan seperti striptease, tapi masih pakai baju,” imbuhnya.
Berawal dari situ, Nikita pun menghampiri Army untuk memperingatkan agar tak berdansa berlebihan. Namun di luar dugaan, Army langsung menarik tangan Nikita dan meminta menunjukkan siapa yang mentertawainya. Mendadak, Army langsung memukul dan mencekik Beverly.
“Kejadiannya begitu cepat. Army dikeroyok dan aku refleks melerai, tanpa ada niat menarik atau menjambak rambut lawan,” Nikita melanjutkan.
Perkelahian masih berlanjut ke lantai empat dan di depan lift lantai tiga. Namun, Nikita menegaskan, dirinya tak ikut-ikutan melakukan kekerasan. Ia bahkan sempat menyelamatkan Beverly agar tak diserang Army. Dalam perseteruan itu, Nikita juga terkena pukulan dan bibirnya pecah. (rmol)