Majelis Dunia, Perkawinan Jazz Melayu ala Bujanggi

Sosialita | Minggu, 25 Maret 2012 - 08:11 WIB

Majelis Dunia, Perkawinan Jazz Melayu ala Bujanggi
Vokalis Bujanggi, Siska Mamiri saat membawakan lagu dalam konser musik jazz Melayu bertajuk ‘’Majelis Dunia’’ di Gedung Anjung Seni Idrus Tintin, Sabtu (24/3/2012). (Foto: teguh prihatna/riau pos)

PEKANBARU (RP)-Kelompok musik Bujanggi tetap tampil prima dan memukau pada malam terakhir dari dua malam konser tunggal bertema ‘’Majelis Dunia’’, Sabtu (24/3) malam di Anjung Seni Idrus Tintin. Konser musik perpaduan aliran jazz Melayu yang dimulai pukul 20.30 WIB itu, berhasil mencuri perhatian penonton. Ini terlihat dari derai tepuk tangan penonton tiap kali jeda.

Perkawinan jazz Melayu yang sebagian besar karya seniman dan budayawan Yusmar Yusuf itu malam tadi mampu disusun dengan baik oleh Eri Bob dan kawan-kawan dari Bujanggi. Seperti janji Eri Bob sebelumnya, konser ini memang menyatukan dua unsur universal ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Intinya Melayu itu kita ambil nadanya tanpa perlu ada gambus, marwas, rebana atau alat musik khas Melayu lainnya. Hanya garis dan nada yang akan Melayu dengan alat musik jazz,’’ ucap Eri Bob. Untuk mendukung cita rasa Melayu itu hanya ada akordion dan seruling.

Seperti malam sebelumnya, Bujanggi masih diperkuat Eri Bob (composer, arranger dan pianist), Yusak Nathanael Siahaan (bassist), Cipponk (drummer) Yamaha Drum Instruktur Pekanbaru, David Oktavianus Sitompul (gitaris), Ridho Fatwandi (akordion), Jenius (seruling), Siska Mamiri dan Della Ermaifa (vokal). Mereka membawakan tujuh lagu di antaranya ‘’Jempana’’ sebagai pembuka, ‘’Noctural’’, ‘’Gadget Generation’’, ‘’Majelis Dunia’’, ‘’Sendalu’’, ‘’Puncak Selas’’ dan ‘’Damak’’.

Penonton terbuai dengan penampilan pembuka dengan judul ‘’Jempana’’. Pada karya ini akordion menjadi salah satu penguat cita rasa musik Melayu pada instrumen jazz yang dimainkan. Pada lagu kedua, ‘’Noctural’’, musik lebih kental dengan aliran jazz, hanya pada akhir karya ini ada rentak gendang melalui penampilan drum.

Penampilan yang dapat apresiasi paling banyak dari penonton adalah karya keempat yang berjudul ‘’Majelis Dunia’’. Pada karya ini personel band tampil lengkap, termasuk vokalis Siska Mamiri. Siska secara selang-seling membawakan lagu ‘’Damak’’ di tengah-tengah perpaduan cantik dua aliran musik ini.

Karya andalan Bujanggi ini langsung dapat pujian dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Riau Said Syarifuddin SE MP yang turut hadir malam tadi. ‘’Saya pikir ini sesuatu yang sangat menarik. Sebuah perpaduan jazz yang modern dengan aliran Melayu yang lokal. Ini tontonan yang mengesan, apalagi pada lagu ‘’Damak’’ tadi yang sangat pas perpaduannya,’’ kata Said usai acara. Penampilan tadi malam, lanjut Said, merupakan suatu keindahan baru yang perlu dibangkitkan ke depannya. Said juga terkesan, ternyata musik Melayu bisa masuk ke dalam musik jazz yang rumit.

Walau jumlah penonton yang memadati ruang pertunjukan selama dua malam itu masih diluar target, Pimpinan Produksi Willy Fwi dari S Comm tetap bahagia. ‘’Berapapun yang datang kita syukuri, karena semangat awal kita adalah rasa tanggung jawab kita bagaimana menghidupkan seni dan musik, terutama untuk mengisi Gedung Idrus Tintin yang sudah disediakan pemerintah. Sangat rugi, kalau punya gedung pertunjukan seni besar tapi tak terpakai,’’ ujar Willy. Acara ini sendiri disokong Disbudpar Provinsi Riau, Gubuk Jazz, Axis dan beberapa pihak lainnya. Pertunjukan berakhir sekitar pukul 21.15 WIB melalui karya ‘’Damak’’.(h)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook