AHAD (20/5) siang ini, semua pemain dan pemusik randai Kuantan Dubalang Pekanbaru asuhan Fakhri Semekot bertolak dari Kota Bertuah menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Keberangkatan rombongan kali ini membawa misi yang cukup mulia yakni mensosialisasikan Visi Riau 2020 yang berazam sebagai pusat kebudayaan Melayu di bentangan Asia Tenggara lewat seni teater daerah yakni randai Kuantan.
Di sana, Fakhri yang lebih akrab disapa ‘’Pak Ongol’’ menampilkan karya randai berjudul ‘’Bujang Lapuk’’ dengan pelakon yang masih muda-muda. Mereka akan menampilkan karya tersebut di dua kampus pada Selasa (22/5) di kampus Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Apalagi Kadis Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Riau H Sai Syarifuin SE MP percaya, bahwa randai akan mampu mengkomunisasikan visi itu pada orang-orang di negeri jiran tetangga dengan baik.
‘’Kami kira, randai Kuantan yang menjadi salah satu khazanah dan kekayaan Melayu Riau akan lebih mudah untuk mensosialisasikan tentang visi yang diemban Riau kepada masyarakat yang lebih luas, salah satunya Malaysia. Ini hanya awal dan ke depan, kita juga akan mengusung seni daerah dan klasik lainnya ke negera-negara tetangga seperti sekarang ini,’’ ungkap Kadis meyakinkan.
Fakhri sendiri merupakan salah satu tokoh randai Kuantan yang sudah bertungkuslumus melestarikan bahkan mengembangkan randai hingga dikenal luas ke banyak negeri. Jika sebelumnya, pelawak senior Riau ini membawa grup-grup randai asal Kuansing, namun beberapa tahun belakangan, dia mendirikan sanggar di Kota Bertuah Pekanbaru dengan nama Randai Kuantan Dubalang Pekanbaru. Dia sekaligus bertindak sebagai Dewan Pembina Randai Dubalang (DPRD) Kota Pekanbaru tersebut.
‘’Di sanggar ini saya membina anak-anak muda Kota Pekanbaru untuk belajar dan memahami randai Kuantan. Mereka cukup antusias dan kami sudah mementaskannya ke berbagai daerah dan kali ini kebetulan ditampilkan ke luar negeri, Malaysia. Kami bersyukur dan akan menampilkannya dengan maksimal,’’ ulas Ketua Pengda Persatuan Artis Komedi Indonesia (PaSKI) Riau tersebut.
Cerita yang disuguhkan bertutur tentang seorang lelaki yang telah berusia lanjut namun tak laku-laku alias belum juga menikah bernama Bujang. Ibunya yang biasa dipanggil Mondek, khawatir dan berusaha segala daya untuk mencarikan jodoh untuk anak semata wayangnya yang diperankan langsung oleh Fakhri. Mondek yang diperankan Yusafat Rose membawa beberapa perempuan hingga seorang banci namun tidak satupun yang berkesan di hati Bujang. Begitu pula Bujang yang membawa beberapa calon istrinya ke rumah namun tidak pula berkenan di hati Mondek.
Di sela-sela cerita, grup randai ini menyelipkan kelucuan-kelucuan dan pantun yang menarik untuk disimak bersama. Selain itu, setiap adegan dibatasi dengan musik dan nyanyian ala randai, seperti biasanya. Khusus untuk pemusik, Fakhri mengikutsertakan langsung pemusik dari kampungnya yang memang sudah spesialisnya. ‘’Pemusik langsung saya hadirkan dari Kuansing karena musik randai baru merekalah yang bisa memainkannya,’’ ungkap Fakhri.(fed)