PENGHENTIAN HITAM PUTIH DI TRANS 7

Ternyata Pengurangan Jam Alasan Deddy Corbuzier Mundur

Sosialita | Minggu, 19 Januari 2014 - 09:35 WIB

Ternyata Pengurangan Jam Alasan Deddy Corbuzier Mundur
Deddy Corbuzier dalam salah satu episode Hitam Putih. Courtesy: Trans 7

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tayang lebih dari tiga tahun terakhir, program talk show Hitam Putih (HP) yang dipandu mentalis Deddy Corbuzier sudah tidak ada lagi. Acara yang ditayangkan setiap hari di Trans 7 itu sudah diproduksi lebih dari seribu episode. Namun, HP harus mundur teratur. Alasannya, apalagi kalau bukan karena rating. Performa acara tersebut dinilai tidak bagus.

Seperti diucapkan Deddy dalam episode terakhir Hitam Putih pada Kamis (15/1), HP yang tayang tiap hari diminta mengurangi jam tayang menjadi dua kali sepekan, yakni Sabtu dan Minggu. Jika tetap tayang setiap hari, rating-nya tidak bagus. HP kalah oleh acara variety show seragam yang tayang di beberapa televisi mulai pukul 19.00–24.00. Namun, Deddy menolak. Dia memilih mundur, menyelesaiakan HP sampai hari itu saja.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

”Memang tidak mudah mengumpulkan orang-orang yang menginspirasi untuk menjadi narasumber. Kalau tetap dijalankan setiap hari, sulit. Acara sekarang kan lebih banyak butuh hiburan, ya kan?,” kata Deddy pada hari terakhirnya memandu HP.

Thia Hafiz, eks produser HP melalui Twitter-nya, menulis bahwa timnya harus mengikuti perintah atasan. Acara HP harus didrop. ”Maaf, tapi kita harus mengikuti perintah atasan,” tulis Thia.

Deddy pun di akun Facebook-nya menuliskan kenapa acara tersebut harus selesai. ”Kita semua tahu bahwa saat ini yang dinikmati masyarakat jauh dari hal-hal inspiratif. Sehingga pasti acara seperti ini akan kehilangan share dan rating,” kata bapak satu anak itu.

Rating dan share berada di tangan masyarakat majemuk. Mereka memilih menyerah. ”Bukan untuk binasa, namun untuk berpikir dan berkarya lagi. Kami tidak bisa mengikuti arus dan kami berpegang pada hati,” lanjutnya.

Pihak manajemen Trans 7, kata Deddy, telah memberikan kesempatan untuk tetap menayangkan program tersebut dengan mengurangi frekuensi tayang. Namun, bagi Deddy, dia memilih untuk mundur. ’’Berhenti sejenak untuk berpikir daripada melawan arus dan hanyut pada akhirnya. If we must die, we die with proud,’’ ungkapnya.

Berhentinya tayangan itu tentu saja meninggalkan kesedihan bagi pemirsa setianya. Juga, bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Banyak yang menangis sedih ketika perpisahan setelah acara. Deddy mengucapkan permintaan maaf kepada tim yang sudah bersama tiga tahun ini. Sebab, Deddy memutuskan untuk mundur.

’’Mudah-mudahan suatu saat nanti ada acara seperti ini. Yang bisa menginspirasi bangsa kita siapa pun yang memulai dan membawakannya. Mudah-mudahan masyarakat bisa menilai apa yang baik dan apa yang tidak,’’ katanya.

Dua hari setelah episode terakhir, ada isu bahwa HP tayang lagi Senin besok. Sebab, banyak sekali pihak yang menyayangkan acara itu berakhir. HP bisa menjadi alternatif tontonan di tengah keseragaman acara TV lokal. Namun, ketika hal tersebut dikonfirmasi ke Kepala Department Public Relation Trans 7 Anita Wulandari, dia membantah. Menurut dia, program itu tidak tayang. Selain mengatakan soal menurunnya rating, dia menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui evaluasi selama beberapa waktu.

’’Kami mengucapkan terima kasih untuk perhatian masyarakat, komentar yang disampaikan. Itu menjadi bahan pertimbangan bagi kami,’’ katanya. Pihak manajemen juga sudah bertemu dengan Deddy Corbuzier untuk membicarakan hal tersebut. Bentuk acara seperti HP  masih disukai masyarakat. ’’Namun, untuk saat ini belum ada rencana lebih lanjut mengenai apakah program ini akan dilanjutkan dengan kemasan yang berbeda atau bagaimana ke depannya,’’ lanjutnya. (jan/c10/ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook