Pak Raden Ngamen Untuk Makan

Sosialita | Minggu, 15 April 2012 - 07:57 WIB

Pak Raden Ngamen Untuk Makan
Pak Raden (Foto: detik.com)

JAKARTA (RP) - Masih ingat Pak Raden? Sosok berbeskap hitam, blangkon dan kumis tebal ini dulu sangat dekat dengan dunia anak-anak. Namanya besar bersama serial film boneka Si Unyil yang sangat ditunggu kehadirannya tiap Ahad pagi oleh anak-anak di era ’80-an.

Kini, pemilik nama asli Drs Suyadi itu hidup dalam keadaan ekonomi yang memprihatinkan. Di masa tuanya, ia juga dihantui penyakit. Jika dalam serial Si Unyil, Pak Raden dikenal sebagai sosok yang garang, kali ini berbeda. Pria kelahiran Jember 28 November 1932 itu sudah begitu rapuh bahkan untuk menuntut hak dari karya ciptaannya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sudah lebih dari sepuluh tahun, hak cipta Si Unyil memang sudah tak berada dalam genggamannya. Tak ada royalti dari karyanya tersebut. Demi sesuap nasi, Pak Raden pun terpaksa turun dari kursi rodanya, menuntut haknya yang telah hilang. Sosok Pak Raden memang dikenal sebagai pemberi nyawa bagi Si Unyil.

Sabtu (14/4), kemarin, acara galang dana untuk Pak Raden terbuka untuk umum. Selain menyanyi, ada juga penjualan buku dan lukisan karya Pak Raden di kediamannya, Jalan Petamburan 3 Nomor 27, Slipi, Jakarta Pusat. Selain bicara soal hak cipta, Pak Raden juga menyanyi seadanya. Dia pilih lagu ‘’Iwak Peyek’’ sebagai lagu pembuka, karena baginya lagu itu selalu membuatnya yakin bahwa hidup sederhana bisa dibuat meriah. Dalam cara itu, kediaman Pak Raden diserbu ratusan warga dan beberapa artis. Turut hadir dalam acara galang dana itu di antaranya Charli Van Houten, Bondan Prakoso dan Amel Cilik.  

Selama ini, Pak Raden memang dikenal sebagai seniman yang sebagian hidupnya didedikasikan untuk dunia anak-anak. Tak hanya itu, ia juga dikenal di lingkungannya sebagai orang yang sangat mencintai anak-anak. Tak sedikit anak-anak di sana bahkan sudah dianggapnya sebagai cucunya sendiri. ‘’Anak-anak di sini kalau dia ada waktu, suka diajak masuk ke rumahnya. Disuruh lihat-lihat apa saja boleh. Istilahnya sudah dianggap kayak cucunya sendiri,’’ ungkap tetangga Pak Raden, Azizah Alatas, Sabtu (14/4).(int/nhk)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook