KUANSING (RIAUPOS.CO) - ANJLOKNYA harga karet sejak beberapa tahun belakangan, membuat ekonomi mayarakat merosot. Hal itu sangat dirasakan masyarakat Kuansing yang mayoritas petani karet. Curhat yang disampaikan Bupati Kuansing, Drs H Mursini MSi tersebut disampaikan saat kunjungan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, Ahad (3/3) di Lapangan Limuno Telukkuantan.
Bupati Kuansing berharap, meski harga karet turun hampir di setiap daerah, pemerintah pusat bisa menaikan harga karet yang saat ini berkisar antara Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per kilogran itu. Dengan naiknya harga karet, secara tidak langsung pemerintah sudah menaikan perekonomian masyarakat kalangan bawah.
"Untuk diketahui Pak Menteri, harga karet saat ini perkilonya di bawah harga sekilo beras. Kami masyarakat Kuansing meminta supaya harga karet naik. Sebab, mayoritas masyarakat Kuansing hanya mengandalkan penghasilan dari menyadap karet," harap Mursini yang disambut tepukan tangan dari ribuan masyarkat yang hadir.
Rendahnya perekonomian masyarakat diperparah oleh cuaca belakangan ini memasuki musim hujan. Dengan tibanya musim hujan, otomatis masyarakat tidak bisa menyadap karet yang menjadi penopang hidup masyarakat.
"Kita juga minta pak menteri membantu supaya dibangunkan industri hilir di Kuansing. Dengan demikian, harga jual mungkin bisa naik," harap Mursini.
Selain karet, Bupati Kuansing juga menyoroti akses jalan menuju Pekanbaru dan Sumatera Barat. Untuk kondisi jalan lintas Telukkuantan-Pekanbaru, lanjut Mursini, terlihat banyak jalan yang masih tidak terawat. Sehingga transportasi yang biasanya ditempuh dengan waktu 3 jam, sekarang bisa menghabiskan waktu 4 jam.
"Selain memperbaiki jalan yang kondisinya berlubang, kita minta perlebaran. Kalau nanti transportasi lancar, otomatis pasokan kebutuhan sehari-hari yang kebanyakan dari luar Kuansing bisa datang tepat waktu. Ini juga berpengaruh terhadap harga jual," kata Mursini.
Menanggapi semua persoalan yang disampaikan Bupati Kuansing itu, Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan membeberkan beberapa solusi. Terkait karet misalnya, pemerintah pusat akan segera membuat pabrik karet di masing-masing daerah.
"Dengan adanya pabrik karet nantinya, tentu ada produksi seperti pembuatan ban mobil dan pesawat. Jadi, tidak seperti sekarang ini. Sehingga harga karet bisa ditata. Selain itu, kekompakan beberapa negara seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia juga penting. Tiga negara ini kan penghasil karet terbesar didunia. Kalau kompak, kita tidak bisa diatur oleh negara-negara maju. Tidak seenaknya mereka menetapkan harga," kata Luhut.
Dikatakan Luhut, sudah ada kesepakatan antara Indonesia, Malaysia dan Thailand, untuk mengurangi ekspornya 250 ribu ton. "Kita akan segera mulai mengangkat harga karet," sambung Luhut.
Untuk harga dua komoditi lanjut Luhut, pemerintah sangat berkepentingan untuk memperbaiki harganya agar lebih bagus lagi. Tentunya persoalan itu tidak mudah dilakukan secepatnya. Karena kata Luhut, pihak asing ingin harga rendah supaya mereka bisa meraih untung sebesar-besarnya. Sedangkan untuk mengatasi agar ruas jalan nasional tak cepat rusak, pusat akan membangun rel kereta api.(adv)