JAKARTA (RP) - Ada yang berubah dari pengiriman duta ke ajang internasional oleh Yayasan Puteri Indonesia (YPI) tahun ini. Dua tahun berturut-turut, Putri Indonesia Pariwisata selalu dikirim ke Miss Asia Pacific World. Tahun ini tidak. Putri Indonesia Pariwisata 2013 Cok Istri Krisnanda, 21, akan dikirim ke ajang Miss Supranational 2013 di Minsk, Belarus, Eropa.
Miss Supranational adalah kontes kecantikan bikinan World Beauty Association yang berpusat Panama dan dilangsungkan sejak 2009. Tahun lalu kontes yang memiliki misi perdamaian dunia tersebut dimenangi Miss Belarus Ekaterina Buraya. Karena itu, tahun ini kontes tersebut diselenggarakan di sana. Cok Is adalah wakil pertama Indonesia di ajang yang berlangsung mulai 17 Agustus hingga 7 September tersebut.
Ketua Dewan Pembina YPI Putri K. Wardhani menjelaskan latar belakang perubahan tersebut. Dia bilang, Miss Supranational memiliki penekanan yang berbeda. "Inti perjuangan mereka di sana adalah perdamaian dunia. Menurut kami, ini kesempatan untuk mengangkat isu ini. Menyuarakan perdamaian dunia dimulai dari remaja putri. Tentunya kami juga memiliki misi budaya. Mengenalkan budaya Indonesia melalui kontes ini," katanya ketika ditemui di Taman Sari Royal Heritage Spa, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Tahun ini ada 50 negara yang ikut berkompetisi. Sebagai wakil pertama Indonesia, Cok Is yang berasal dari Bali merasa cukup percaya diri. "Yang penting nanti di sana bisa membawa diri dengan baik. Dengan memperlakukan orang lain seperti memperlakukan diri kita sendiri, saya yakin kita tidak akan melakukan hal yang negatif. Dengan begitu, tidak akan ada perselisihan atau permasalahan," terangnya.
Yang tak kalah penting adalah pakaian yang dikenakan di sana. Cok Is membawa gaun malam rancangan para desainer lokal. Untuk red carpet perkenalan, Cok Is memilih gaun malam long dress berwarna magenta. Sedangkan dua gaun lagi bernuansa batik. Anaz Khairunaz merancang gaun malam dengan mermaid tail bercorak batik. Sedangkan karya Soko Wiyanto memadukan warna emas dengan batik bali. Batik bali dipilih Soko karena Cok Is berasal dari sana.
Sedangkan untuk national costume, tema yang dipilih Dayak Butterfly. Kostum tersebut dirancang desainer Solo Batik Fashion Ning Hadiati. "Saya terinspirasi dari kostum karnaval. Jadi, saya buat penuh warna dengan ornamen flora dan fauna Dayak," kata Ning. Di bagian sayap yang dikenakan Cok Is terdapat ukiran yang menggambarkan pohon hayat. Ning juga menyertakan bulu burung enggang untuk aksesori kepala.
Cok Is juga akan menampilkan tari janger kontemporer pada malam bakat. Sebagai perempuan kelahiran Bali, menari adalah hal yang lumrah bagi dia. Sejak kecil, Cok Is terbiasa menari. "Sudah biasa menari. Jadi, tidak susah. Paling nanti pulang sebentar ke Bali saat libur Lebaran untuk sedikit memodifikasi tarian," ungkap perempuan yang akan terbang ke Belarus pada 15 Agustus mendatang itu. Untuk suvenir sesama kontestan, Cok Is sudah menyiapkan 50 gelang ukiran khas Dayak. (jan/c11/any)