SEMARANG (RIAUPOS.CO) - Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu dan para bupati serta wali kota ikut berjoget saat Tari Sonde ditampilkan dalam Kirap Budaya Nusantara pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) X Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) di Kota Semarang.
Untuk menyemarakkan Rakernas JKPI, Bupati Siak Alfedri memang penuh totalitas. Bupati yang begitu mencintai seni dan budaya, ingin orang mengenal Kabupaten Siak lebih dalam, terutama tentang seni, budaya. Kemudian datang ke Siak menyaksikan ragam pesonanya.
Bupati bersama Rasidah Alfedri, Wabup Husni Merza dan Ananda Laila Putri, para kepala OPD bersama istri masing-masing begitu gembira, karena semua ikut berjoget dengan rentak musik penuh semangat.
Joged Sonde menggambarkan kegembiraan. Keceriaan ini dituangkan ke dalam gerak yang membuat hati riang. Joget Sonde ini memang unik, ditambah lagi penampil para gadis berkacamata saat melintas tentu disambut tepuk tangan para penonton.
Kirap Budaya Nusantara yang digelar Rabu (23/8) malam, pesertanya 73 kabupaten/kota anggota JKPI. Masing-masing daerah menampilkan keunikan seni dan keindahan kostum.
Kabupaten Siak menurunkan 300 peserta, terdiri dari penampil, 70 persen mahasiswa Siak yang ada di Yogyakarta dan Semarang.
Kabupaten Siak memiliki beragam wisata, dan wisata sejarah bagi Bupati memang mesti dikemas dengan sangat baik dan itu perlu campur tangan pusat, sejumlah kementerian, termasuk kucuran anggaran revitalisasi sebagaimana yang diterima Kota Semarang.
Disebutkan Bupati Siak, Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu membuka Seminar Internasional dan Rakernas X JKPI, dengan tema Pesona Pusaka sebagai Warisan Budaya Indonesia sebagai Pengikat Keberagaman Budaya Dalam Bingkai Nusantara, diikuti sekitar 19.000 peserta dari 73 kabupaten/kota di Indonesia.
Hevearita mengatakan. Kota Lama Semarang ini, dulu kumuh dan digunakan untuk hal-hal negatif. Berkat dukungan semua pihak, sejak 5 tahun lalu, kawasan ini berhasil dipugar.
Kota lama itu revitalisasinya dibantu Kementerian PUPR senilai Rp217 miliar. Sekarang bisa melihat hasilnya, dan di jalan-jalan utama tidak ada kabel yang bergantungan, semua di tanam di tanah.
Saat itu, Hevearita berharap momentum Rakernas JKPI ini mampu menghidupkan identitas dan kolektif memori sejarah dan warisan budaya bangsa.
“Tugas kita sebagai kepala daerah, komponen pemerintah untuk mencegah pudarnya bangunan pusaka yang tersebar di setiap daerah,” katanya ketika itu.
Indonesia boleh bangga, karena tercatat di World Heritage UNESCO memiliki sembilan situs budaya terbanyak di dunia, kemudian disusul Vietnam.
“Saat ini, Kota Semarang masuk tentatif list di UNESCO. Harapan kami bisa disetujui menjadi warisan budaya dunia,” terang Hevearita yang akrab disapa Ita itu.
Atas penjelasan itu, tentunya Bupati usai segera mengusulkan rekomendasi hasil dari seminar internasional di forum Rakernas. Salah satunya bagaimana asat heritage di daerah, dikembalikan dan dikelola ke pemda, mengingat saat ini tercatat sebagai aset instansi lain.
“Kami akan dorong rekomendasi hasil seminar ini, salah satunya bagaimana aset aset world heritage itu kembali ke tangan pemerintah daerah,” katanya.
Perlu kehadiran negara dalam hal ini kementerian terkait, dan lembaga aset. Didata lalu dialihkan ke daerah, sehingga pemerintah daerah yang merawat dan memeliharanya, kemudian difungsikan seperti Kota Lama Semarang.
Pelestarian kota pusaka warisan budaya ini, lintas kementerian, ada di Kementerian PUPR, Pariwisata, Pendidikan, Kelautan dan Kementerian Investasi.
“Peran lintas kementerian ini perlu disinergikan. Seiring akan adanya penerimaan anggota baru di Rakernas X JKPI,” ucapnya.
Untuk memakaimalkannya, dalam waktu dekat akan membentuk Badan Pengelolan Kawasan Cagar Budaya dan Kota Pusaka Siak yang saat ini aturannya sedang direvisi.
Badan Pengelola Kawasan Cagar Budaya, menjadi syarat suatu kawasan bisa disetujui menjadi kawasan kota pusaka dan World Heritage oleh UNISCO. “Kami sudah menyiapkan, tinggal menunggu regulasinya, dan nanti ketuanya Wakil Bupati,” terang Bupati.
Melalui Rakernas JKPI, Bupati bersama kepala daerah lain, akan mendorong pemerintah pusat membantu pemda dalam hal dukungan anggaran, agar bangunan cagar budaya yang tersebar di kabupaten kota anggota JKPI bisa direvitalisasi.
“Melalui Forum JKPI 2023 ini, kami ingin keterlibatan kementerian dan lembaga terkait, untuk memperhatikan cagar budaya, warisan benda dan tak benda yang dimiliki daerah melalui dukungan anggaran,” ucapnya.
Seminar internasional JKPI itu, menghadirkan narasumber bertaraf internasional mulai dari guru besar Universitas Nasional Singapura Prof Johannes, Prof Wiendu Nuryanti dari UGM, Direktur Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek, serta dari George Town World Heritage Incorporated Muhammad Hijas Sahari.
Dikunjungi Para Bupati Anggota JKPI
Stan pameran Kabupaten Siak, yang menyajikan sejumlah penganan berupa bolu kemojo, kue kasidah, dan minuman es jeruk kasturi dicampur madu dari hutan Siak membuat decak kagum para Bupati anggota JKPI dan tamu undangan.
Bazar digelar merupakan rangkaian Rakernas X JKPI. Kegiatan diawali dengan pembukaan pameran dan bazar, serta galeri industri kreatif berlangsung di Gedung Outtrap Little Netherland Kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/8) lalu.
Acara dibuka Wali Kota Semarang diwakili Sekdako Semarang Iswar Aminuddin. Bupati didampingi istri Rasidah Alfedri hadir. Bupati mengatakan, Kabupaten Siak pada kegiatan pameran dan bazar serta galeri industri kreatif menampilkan produk UMKM dan produk kreatif.
Alhamdulillah, stan pameran Siak ramai dikunjungi para kepala daerah yang tergabung di JKPI. Meraka menyukai bolu kemojo dan kue kasidah.
Salah satunya Samuel Wattimena, seorang perancang busana Indonesia legendaris yang sangat menikmati minuman es jeruk kasturi dan bolu kemojo.
Disebutkannya semua pengamanan dan minuman ini sangat layak untuk acara nasional, karena citarasanya sesuai dengan lidah siapapun. “Semua terasa nikmat, dan tidak berlebihan,” katanya.
Bupati berserta Sekdako Semarang dan Direktur JKPI Nanang Asparinal dan sejumlah Bupati mengunjungi satu persatu stan pameran dan mengapresiasi produk UMKM hasil racikan anak negeri.
Menyambung apa yang disampaikan Nanang Asparinal tadi, saat berkunjung ke Belanda bersamanya beberapa waktu lalu, tidak melihat narasi dari produk UMKM Indonesia.
“Seperti songket, dan produk makanan, tetapi narasi produk itu tidak disebutkan, jadi ini menjadi pekerjaan rumah bagi semua, bagaimana ke depan setiap produk ada narasi yang disampaikan,” sebut Alfedri.
Setiap menu, ada cerita di dalamnya, demikian juga dengan karya lainnya, tentu ada sejarah di dalamnya, dengan dibuatkan narasi, penikmat dan pengunjung akan tahu awal ahirnya menu dan sebuah karya.
Perhelatan Rakernas X JKPI mrnghasilkan rekomendasi-rekomendasi antara lain mendorong percepatan penetapan situs warisan budaya UNESCO, karena akan membawa manfaat secara luas, baik dari sisi pengembangan budaya maupun ekonomi yang selaras dengan salah satu arah dan strategi RPJPN 2025-2045.
Selain itu, peserta Rakernas X JKPI juga menyepakati rekomendasi untuk mendorong pemerintah pusat menjadikan kawasan prioritas pada kota kabupaten yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia. Dalam rekomendasi tersebut juga mendorong pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana alokasi khusus (DAK) untuk cagar budaya yang sudah ditetapkan secara nasional.(adv)