SIAK (RIAUPOS.CO) - Ada sembilan kecamatan dari 14 kecamatan di Kabupaten Siak rawan banjir. Pemkab menyiapkan anggaran untuk membersihkan suak atau sungai kecil maupun kanal sepanjang 120 kilometer.
Hal itu dirasa kurang untuk membuat Kabupaten Siak terbebas dari banjir maupun genangan air. Perlu ratusan kilometer lagi yang harus bebas dari genangan dan hal itu diharapkan peran dari perusahaan.
Demikian dikatakan Bupati Siak Alfedri dalam rakor forkopimda yang menghadirkan Kajari Dharmabella Tymbasz, pihak PN, Kasdim dan pihak perusahaan, kepala OPD dan camat. Karena sejumlah perusahaan yang diundang tidak hadir, jika pun ada yang hadir, bukan pihak pengambil kebijakan.
Atas dasar itu pula, Bupati Alfedri mengingatkan perwakilan perusahaan, untuk menyampaikan kepada pimpinanya, draf kesepakatan bersama Pemkab Siak dengan pimpinan perusahaan melalui perwakilan perusahaan yang hadir.
''Seharusnya hari ini, dilakukan penandatanganan kesepakatan, namun karena sejumlah perusahan mengutus orang yang tidak bisa mengambil kebijakan, penandatanganan akan kami lakukan pada rapat berikutnya,'' tegas Bupati Alfedri.
Bupati Alfedri membahas sejumlah isu hangat yang menjadi topik di ibu kota negara, salah satunya tentang inflasi dan penangananya sepanjang 2023, lalu tentang stunting dan penanganan banjir.
Bicara banjir pada 2022 lalu, disebutkan Bupati Alfedri, ada dua bulan terkait banjir di sejumlah kecamatan. Disebutkannya, hal itu sangat mempengaruhi ekonomi masyarakat.
Banjir menyebabkan masyarakat tidak bisa ke kebun untuk memanen tandan buah segar (TBS), maupun menderes atau menyadap karet. ''Kami prihatin atas situasi itu, dan kami tidak ingin hal yang sama terulang lagi pada 2023, makanya kami mengajak semua perusahaan berperan,'' kata Bupati Alfedri.
Bupati Alfedri juga membacakan perusahaan-perusahaan yang diberikan tugas membersihkan anak sungai, suak maupun kanal-kanal. Perusahaan yang ada di 14 kecamatan, atau lebih mengerucut di sembilan kecamatan yang rawan banjir, diberi tugas menurunkan alat berat membersihkan suak, kanal, sehingga ketika musim hujan tiba, tetap ada genangan, namun air cepat mengalir, tidak bertahan seperti ketika suak maupun kanal belum dibersihkan.
Sembilan kecamatan itu di antaranya Sungai Apit, Sabak Auh, Pusako, Bungaraya, Mempura, Sungai Mandau, Kandis, dan Tualang.
''Pantauan kami sejauh ini, suak maupun kanal ratusan kilometer terjadi pendangkalan, hal itu menyebabkan air tidak bisa mengalir, sehingga menyebabkan banjir,'' terang Bupati Alfedri.
Bupati Alfedri menginginkan, pihak perusahaan pro-aktif dan lebih peduli dengan warga sekitar, terutama ring-1 perusahaan.
Sebab walau bagaimana pun, banjir akan berdampak pada kesehatan dan ekonomi dan hal itu tentu menjadi perhatian bersama mengatasinya. Meski baru awal tahun atau akan memasuki Februari, Bupati Alfedri telah memikirkan solusi, sehingga pada tahun ini, tidak terjadi lagi banjir di Kabupaten Siak. Dan hal itu tentu memerlukan dukungan dan kerja sama semua pihak, termasuk perusahaan.(zed)
Laporan Monang Lubis, Siak Sriindrapura