SIAK (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kabupaten Siak saat ini sangat fokus untuk menjadikan Taman Nasional Danau Zamrud menjadi lokasi kunjungan wisata. Tidak hanya lokal, tapi mancanegara.
Danau Zamrud yang eksotik, merupakan kawasan dengan beragam habitat dan memiliki gambut yang tebal. Sehingga sangat cocok menjadi lokasi riset dan penelitian.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar yang hadir ke Kabupaten Siak mengaku kagum akan keindahan alam Danau Zamrud. Bahkan Siti Nurbaya berencana mengajak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melihat pesona Danau Zamrud.
“Selama ini, kami hanya melihat video dan mendengarkan cerita serta membaca akan pesona Danau Zamrud, kebanggaan masyarakat Siak,” ungkap Siti Nurbaya.
Siri Nurbaya hadir di Siak menghadiri Forest ART Danau Zamrud Siak Hijau dan meresmikan Ruang Terbuka Hijau Tengku Agung di bawah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) pada Rabu (23/12) malam. Dengan semangat Siti Nurbaya mengatakan, kegiatan tersebut akan diusahakan menjadi agenda nasional untuk Kementerian LHK. Lalu dia menegaskan saatnya Kabupaten Siak mengembangkan Danau Zamrud, sebab sangat layak menjadi lokasi kunjungan wisatawan dari berbagai negara. “Saya akan mengajak Pak Presiden Joko Widodo mengunjungi Danau Zamrud yang menjadi habitat ikan arwana. Sekaligus memiliki hutan hujan yang sangat indah dan eksotis dengan keragaman hayati serta flora dan fauna,” ucap Siti Nurbaya.
Dikatakan Manteri LHK, potensi ini memang harus digarap secara profesional dengan tetap menjaga keaslian apa yang ada di dalamnya. Hal itu perlu kerja sama semua pihak, tidak banyak Kementerian LHK tapi juga Pemprov Riau dan Pemkab Siak dan seluruh masyarakat.
Pada momen itu, Menteri LHK yang didampingi Bupati Siak Alfedri meresmikan RTH Siak Lawo tang berada di bawah Jembatan TASL dan sepenuhnya dikelola Dinas PU Tarukim Siak.
“RTH ini sama bagusnya dengan RTH yang ada di sejumlah negara yang menjadi tujuan wisata internasional. Tinggal dipoles sedikit saja dan promosi yang maksimal,” ucap Siti Nurbaya.
Ternyata ketika Kabupaten Siak masih dipimpin Bupati Arwin sekitar 2001, dia ikut menentukan dalam pembahasan pembangunan Jembatan TASL. “Saya ikut dalam menentukan tinggi jembatan. Sebab, ketika itu saya menjabat sebagai Dirjen di Kementerian Dalam Negeri,” terang Siti Nurbaya.
Melihat Jembatan TASL saat ini, Siti Nurbaya mengaku kagum atas keindahannya terutama RTH yang ada di bawahnya. Atas apa yang dikatakan Menteri LHK, Bupati Alfedri merasa bangga. Apa yang diinginkan Menteri LHK, dikatakan Bupati Alfedri akan segera direalisasikan. Sehingga ketika Presiden RI tiba, Pemkab Siak benar-benar telah siap dengan terus menata pesona Danau Zamrud dan hutan tropis yang ada di sekitarnya.
Domang Sang Penjaga Alam Semesta
Kabar gembira datang dari Balai Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) Kabupaten Pelalawan. Kamis (22/12) dini hari, tepatnya pukul 02.00 WIB, seekor anak gajah dengan lebar badan 86 cm, panjang 102 cm, lingkar 103 cm dan berat badan 84 kg, lahir dari seekor induk gajah sumatera bernama Ria berusia 45 tahun. Mamalia raksasa yang dilindungi dengan nama latin elephas maximus sumatranus ini, diberi dan ditetapkan penamaannya oleh Menteri LHK Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pelalawan, Kamis (22/12) sore sekitar pukul 16.00 WIB. Yakni Domang Sang Penjaga Alam Semesta.
Pemberian nama hewan berbadan bongsor yang dilindungi ini, ditandai dengan penandatanganan yang dipusatkan di Balai TNTN di Jalan Koridor Langgam Kilometer 5 Kecamatan Pangkalan Kerinci. Selama 10 hari ke depan, Domang yang lahir di Flying Squad Camp Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kecamatan Ukui, akan dijaga dan diawasi secara intensif selama 24 jam oleh tim dari Balai TNTN dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau serta WWF (World Wide Fund for Nature).
Turut hadir dalam pemberian nama gajah yang lahir pada Kamis (22/12) dini hari, tepat pukul 02.00 WIB tersebut, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Bupati Pelalawan H Zukri Misran, Ketua DPRD Pelalawan, Baharuddin SH serta Forkopimda Pelalawan, Kepala Balai TNTN Harus Sukma Toro serta sejumlah undangan lainnya. Dalam penyampaiannya Menteri LHK mengatakan, Domang diambil dari penggal nama Bujang Tan Domang yang ditera dalam sastra masyarakat Petalangan (Pelalawan). Yakni Nyanyi Panjang Bujang Tan Domang.(mng/amn)