SIAK (RIAUPOS.CO) - Rapat koordinasi forkopimda berlangsung di Gedung Raja Indra Pahlawan, Lantai 2 Kantor Bupati. Rakor yang dipimpin Bupati Siak Alfedri membahas persoalan tengkes (stunting), konflik lahan, mahasiswa KKN dan karhutla. Rakor yang dihadiri Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi, Kajari Tri Anggoro, Kasdim Mayor Suratno. Pembahasan lain di antaranya tentang ODGJ dan rabies.

Alfedri bersemangat ketika membuka rakor, dan semua yang hadir, termasuk kepada OPD dan para camat juga begitu antusias mendengarkan paparan. Sebab dalam paparannya, perihal konflik lahan, terutama yang di Dayun perbatasan Mempura, benar benar menguras energi, dan ujung tombak kepolisian.

“Kami akan menurunkan tim dari Satpol PP, untuk memastikan situasi tetap kondusif,” kata Alfedri.

Keinginan Kapolres AKBP Asep agar dilakukan pertemuan ulang dengan para pihak, Alfedri menyepakatinya.

Sementara itu, untuk masalah tengkes ditemukan fakta, bahwa masih ada orang tua yang enggan membawa anaknya ke posyandu. “Saya minta penyelenggara lebih awal mengajak dan mengingatkan para ibu, sehingga ketika jadwalnya tiba, semua dapat hadir membawa anaknya masing masing,” kata Bupati pada Rabu (9/8) siang.

Bupati juga mengingatkan bahwa karhutla menjadi tugas bersama. Untuk itu Alfedri mengajak semua pihak untuk ambil bagian sehingga karhutla dapat dicegah. Sebab dampak karhutla bisa merugikan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Untuk mahasiswa KKN yang jumlahnya seribuan agar diberikan pembekalan terlebih dahulu sebagaimana keresahan Kajari Tri Anggoro direspon positif Bupati. “Karena ini yang pertama dalam jumlah sebesar, kami akan evaluasi dan tahun depan diupayakan dapat lebih baik lagi,” kata Bupati.

Rakor berjalan lancar dan sejumlah persoalan didapat solusi dan akan dilaksanakan secara bersama sama. “Ini sebagai bentuk rasa tanggung jawab terhadap masyarakat,” ujar Bupati.(ifr)