OLEH ILHAM FAUZI

Tarian Malam

Seni Budaya | Minggu, 15 November 2015 - 01:00 WIB

Tarian Malam

Aku merasakan tubuhku semakin rebah dalam pangkuan malam. Samar-samar terlihat bulan yang semakin suram dan cahaya bintang yang memudar. Kabut datang laksana maut, badai tak kunjung surut.

Menarilah, menarilah dengan hati, menarilah bersama malam.

Baca Juga :BBPR Gelar Bedah Kumpulan Cerpen

“Bapak... Bapak...”***

Asap, 2015

    Keterangan

1.    Bebano: Gendang yang digunakan untuk mengiringi ritual lisan seperti dalam ritual tari olang-olang di Suku Sakai.

2.    Bomo: Dukun, orang yang dipercaya memiliki kekuatan gaib dalam di Suku Sakai.

3.    Suku Sakai: Suku yang mendiami pedalaman daerah Siak dan Bengkalis Provinsi Riau. Suku Sakai meyakini bahwa orang yang dipercaya sebagai bomo mampu menemukan obat dari penyakit yang tidak biasa atau menemukan jalan keluar dari bala yang datang melalui ritual tarian olang-olang.

4.    Tari Olang-olang: Tarian magis yang dipercaya Suku Sakai untuk mengobati penyakit yang diderita anggota suku atau bala yang menimpa. Melalui tarian ini, bomo sebagai orang yang menari, akan dapat terhubung dengan roh leluhur untuk mendapatkan petunjuk mengenai petunjuk penyembuhan penyakit atau bala.

5.    Ruh Soli: Ruh orang mati yang memberi petunjuk pada bomo ketika melakukan ritual tari olang-olang.

Sumber literatur: "Tarian Pengobatan Orang Sakai" (Laporan Fedli Azis, Riau Pos 17 Juni 2012).

Ilham Fauzi, lahir pada 28 Desember 1992. Mahasiswa Pascasarjana FISIP Universitas Andalas. Menyelesaikan pendidikan sarjana di UIN SUSKA Riau. Pernah bergiat di FLP cabang Pekanbaru. Cerpen-cerpennya dimuat di Riau Pos dan masuk dalam 100 Tahun Cerpen Riau terbitas Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Riau, 2014, dan termaktub juga dalam Hikayat Bunian (Kumpulan Cerpen Pilihan Riau Pos 2015). Saat ini sebagai Grand Finalis Unsa Ambassador 2016.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook