KAMPAR (RIAUPOS.CO)-Tidak hanya taat agama, adat istiadat juga merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kampar. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar juga hampir tidak pernah absen dalam setiap prosesi adat berbagai kenegerian di Kabupaten Kampar. Apalagi dalam resam adat Kampar, ada falsafah yang menjadi pegangan hidup bermasyarakat. Tali Bapilin Tigo, Tigo Tungku Sajorangan.
Sekda Kampar Yusri, yang juga bergelar Datuk Bandaro Mudo, mengimbau agar nilai-nilai adat dapat terus dipertahankan. Peran setiap lembaga adat dan ninik mamak harus diperkuat dan dijalankan sebagaimana diamanahkan. Dirinya juga meminta ninik mamak agar mampu menjaga kekompakan dan kebersamaan. Hal ini disampaikan Yusri disela-sela menghadiri penobatan Dt Lintang Kampau dan Gindo Batuah, kemarin.
‘’Selaku Payung Panji Adat di Kabupaten Kampar, Pemerintah Kabupaten Kampar mengimbau agar falsafah adat dapat dijaga dengan sangat baik. Yakni tali bapilin tigo, tigo tungku sajorangan. Dalam hal ini pemerintah, alim ulama dan ninik mamak yang diharapkan bersatu dan bersinergi membangun Kampar yang sejahtera dan maju,’’ sebut Yusri.
Yusri mewakili Bupati Kampar Catur dalam arahannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada para ninik mamak yang bertugas dalam menyempurnakan kelembagaan di kenegerian masing-masing. Menurut Yusri, kalau sudah dinobatkan otomatis sudah menjadi tempat bertanya, mengadu dan bersandar. Adat tidak boleh padam sebesar apapun gelombang, tidak ada kerja yang tidak selesai.
‘’Dalam arti, ninik mamak bersatu padu dengan anak kamanakan dalam sumpah keras ndak bisa tatakiok, lombok ndak bisa disudu. Yang bisa menggugurkan ninik mamak secara adat ada empat.(adv)