TEMPAT KREATIVITAS SENIMAN

Taman Madah Poedjangga Diresmikan

Seni Budaya | Sabtu, 17 Oktober 2015 - 21:40 WIB

Taman Madah Poedjangga Diresmikan
Para penyair foto bersama dengan Chairman Riau Pos Group H Rida K Liamsi dan Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, usai acara peresmian Taman Madah Poedjangga dan baca puisi di Kompleks Riau Pos Group, Pekanbaru, Sabtu (17/10/2015)(ANJU MAHENDRA/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sabtu Malam (17/10) Madah Poedjangga diresmikan. Madah Poedjangga adalah tembok batu dengan warna merah di atasnya, dan di bagian bawahnya terpampang prasasti-prasasti puisi-puisi penyair Riau.

Pada kesempatan itu, Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi mengatakan, tercetusnya gagasan membuat  Madah Poedjangga itu muncul ketika dia berjalan ke salah satu negeri. Ketika itu, ia melihat komplek kebudayaan bernama yang dipenuhi aktivitas seni.

Baca Juga :Buku Novel Hamidah Karya Rida K Liamsi Dibedah

"Salah satu ciri negeri yang beradab adalah negeri yang menghargai senimannya," ucapnya di sela-sela kata sambutan.

Selain itu, lanjut Rida, Madah Poedjangga ke depan akan difasilitasi dengan kafe, dan toko buku. Karena sesuai dengan konsepnya, taman Madah Poedjangga akan menjadi tempat berkumpulnya para penyair, seniman, dan budayawan untuk berdiskusi dan tempat puisi dibacakan.

Sebanyak 28 prasasti puisi yang dihasilkan penyair Riau dapat dibaca di sini. Mulai dari penyair Sutardji Calzoum Bachri, Ibrahim Sattah (alm), Idrus Tintin (alm), Edi Ruslan Pe Amanriza (alm), Armawi KH, Taufik Efendi Aria, A Aris Abeba, Syafruddin Saleh Sai Gergaji, Fakhrunnas MA Jabbar, Taufik Ikram Jamil, Herlela Ningsih, Hasmiruddin Lahatin Aisyah, Husnu Abadi, Tien Marni, Temul Amsal, Eddy Ahmad RM, Yoserizal Zein, Kazzaini Ks, Hafney Maulana, Asrizal Nur, Hang Kafrawi, Marhalim Zaini, Murparsaulian, Ramon Damora, Kunni Masrohanti, Sobirin Zaini, dan Jefry Al Malay.

Menurut Rida, tradisi seperti ini harus dilakukan dan terus dikembangkan. Bukan hanya di Kompleks Riau Pos Group, tetapi juga bisa dibuat di tempat-tempat lainnya di berbagai daerah. Misalnya, menurut Rida, bisa dibuat di sekitar Gedung Teater Idrus Tintin di Bandar Serai (Purna MTQ).

"Kebetulan di sini ada Pak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Kamsol. Saya ingin menyampaikan bahwa pemerintah harus peduli dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan, seni dan sastra seperti ini. Semoga setelah Madah Poedjangga ini, nantinya ada tempat-tempat lain yang bisa menjadi tempat bagi seniman untuk berkrativitas," ujar Rida.

Laporan: Anju Mahendra

Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook