PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ketua Pansus Ranperda Dinas Kebudayaan Riau, H Masnur yang didaulat sebagai pembicara dalam publik hearing pelestarian Budaya Riau di Ruang Kaliandra, Gedung Graha Pena beberapa saat lalu (Jumat 13/11) mengaku risau dengan nasib kebudayan Riau ke depan.
’’Terus terang, kami di DPRD merasa risau, galau dengan nasib negeri ini ke depan. Kita harus menyelamatkan negeri ini secara utuh, dalam hal pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi daerah ini,’’ kata Masnur yang memulai pembicaraannya dengan persembahan.
Pelestarian kebudayaan itu paparnya tidak cukup hanya dengan memakai pakaian melayu pada hari-hari tertentu saja, tidak cukup hanya dengan membuat plang nama berbahasa Arab Melayu gundul, berpantun kalau ada acara. Tapi papar Masnur, pada hakikatnya yang terpenting adalah pelestarian dan pewarisan nilai-nilai luhur yang ada sejak nenek moyang kita bisa ditularkan ke anak cucu kita ke depan.
Saya secara pribadi juga risau, dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sulit dibendungini. Sementara para pejabat-pejabat terdahulu suah menorehkan mimpi besar Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara dengan konsep Riau 2020. ’’Artinya secara hitung-hitungan waktu hanya tinggal beberapa tahun lagi. Inilah yang patut jadi kerisauan kita bersama,’’ tegas Masnur.
Menurutnya yang menjadi PR besar bagi kita semua adalah bagaimana mengimplementasikan adat, budaya, tradisi, dan nilai luhur Melayu ke dalam konsep kehidupan modern. Sehingga selogan Melayu tak kan hilang di bumi itu bisa terwujud,’’ katanya yang diiringi tepuk tangan peserta publik hearing.
Hingga berita ini diturunkan acara masih berlangsung(ril)