TEMBILAHAN (RIAUPOS.CO) - Saat ini banyak media yang tumbuh, terutama media online (daring). Kondisi tersebut memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang cepat dan diharapkan juga akurasinya kuat. Namun, banyak berita yang ditulis oleh para jurnalis/wartawan, sering terjadi kesalahan, baik yang elementer maupun sekadar salah ketik. Hal itu membuat pembaca sering terganggu.
"Kesalahan-kesalahan tersebut hendaknya diminimalisir agar masyarakat yang membaca berita tidak bingung dan mendapatkan informasi yang cepat, cerdas, dan akurat," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), HM Thaher, saat membuka acara Penyuluhan bahasa Indonesia bagi (Insan) Media Massa di Hotel Slite, Tembilahan, Selasa (3/9/2019), yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Riau (BBR).
Tidak mengecilkan arti dan apa yang telah dilakukan oleh jurnalis dan media dalam ikut membantu mencerdaskan masyarakat, menurut Thaher, jurnalis harus terus mengasah kemampuannya, baik dalam hal akurasi data maupun dalam penulisan beritanya. Untuk itu, dia mengapresiasi apa yang dilakukan BBR yang ikut membantu meningkatkan kompetensi jurnalis, terutama dari sisi penggunaan bahasa Indonesia secara benar.
"Menurut saya, ini acara yang jarang sekali dilakukan. Saya berharap kawan-kawan wartawan dan pegawai humas memanfaatkannya untuk menambah pengetahuan. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada Balai Bahasa Riau yang telah mengadakan kegiatan ini di Inhil," jelas Thaher lagi.
Di bagian lain, Kepala BBR, Drs Songgo A Siruah, yang juga menjadi pemateri pada acara ini, menjelaskan, jurnalis dan medianya merupakan salah satu ujung tombak dalam kegiatan literasi. Jurnalis selalu menulis setiap hari agar dibaca oleh masyarakat. Menurut Songgo, hal ini harus diapresiasi.
Hampir sama dengan HM Thaher, Songgo melihat masih banyak kesalahan penulisan dalam berita yang ditulis oleh jurnalis. Berangkat dari hal itulah, Songgo dan tim dari BBR ingin membantu para jurnalis, terutama yang ada di masing-masing kabupaten di Riau, agar mendapatkan wawasan lebih luas tentang kebahasaan ini.
"Jangan sampai, sebuah berita yang bagus, menarik, dan penting, ditinggalkan pembacanya karena bahasanya yang rumit, kalimatnya rancu, dan banyak kesalahan di sana-sini," jelas mantan Kepala Kantor Bahasa Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Yalta Jalinus, ketua pelaksana acara ini, menjelaskan, kegiatan ini diikuti sekitar 50 peserta jurnalis dari berbagai media massa di Inhil, baik cetak, elektronik, daring, maupun para pegawai perhumasan, dan pengelola laman (website) dari instansi pemerintah.
"Tujuan kegiatan ini adalah mengedukasi insan media tentang pentingnya bahasa Indonesia dalam penyajian informasi dalam media massa," jelas Yalta.
Mewakili panitia dan dari BBR, dia mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak dalam acara ini, terutama dari semua peserta dan Pemkab Inhil. Dia menjelaskan, selain Songgo A Siruah, pemateri lainnya adalah Dr Fatmawati Adnan, penyuluh dari internal BBR.(hbk)
Editor: Firman Agus