ESAI SASTRA

Minat Baca Makin Ditantang

Seni Budaya | Minggu, 27 Desember 2015 - 01:15 WIB

Barangkali patut juga dipikirkan bagaimana mengarifi tantangan-tantangan yang disebutkan di atas. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi misalnya, sama sekali tidak bisa dihambat. Siap tidak siap, suka atau tidak suka, jalur itu akan melanda seluas alam membentang. Ini dikawinkan dengan tradisi lisan, misalnya bagaimana cerita rakyat diolah secara digital, kemudian dimunculkan lagi dalam bacaan.

Harus pula dicari bagaimana menggerakkan minat baca tidak menambah beban materi bagi murid. Keberadaannya bisa dikaitkankelindankan dengan materi pelajaran. Guru akan tampil sebagai pengarah atau perekomendasi buku yang harus dibaca untuk menjawab suatu persoalan. Tetapi hal ini harus ditunjang oleh keberadaan perpustakaan sekolah.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Disadari bahwa tradisi tulis sebagai subjek dari membaca, menjadi ajang kreativitas masyarakat di mana saja. Melayu Riau memiliki pengalaman panjang untuk ini, sehingga dengannya pulalah bahasa Melayu menjadi bahasa nasional di mana-mana, mempertautkan sekitar 300 juta penduduk yang bertebar pada sejumlah negara. Berbaga kreasi tulisan dan membaca dibuat yang memperlihatkan bahwa sebenarnya tradisi setidak-tidaknya dapat dikatakan amat mendukung pencapaian tingkat baca setinggi-tingginya.

Amat penting pula adalah bagaimana melibatkan mubaligh. Pasalnya, minat baca tersebut merupakan ayat pertama dari al-Qur’an yang diturun kan kepada Nabi Muhammaad SAW, Iqra’. Jadi pada hakikatnya, bisa dipahami bahwa membaca adalah mengikuti sunah Nabi atas perintah Allah SWT. Membaca bukan hanya pekerjaan dunia, tetapi lebih mengutamakannya sebagai ibadah, adalah sesuatu yang niscaya.

Tentu, semuanya itu tidak bisa pakai bim salabin saja. Perencanaan diperlukan, begitu pula ketika dilaksanakan diperlukan waktu dan tahapan tertentu. Kecualilah kalau kegiatan ini hanya untuk menaikkan pristise seseorang atau kelompok orang pada suatu masa tertentu. Semoga saja tidak begitulah ya....***

Taufik Ikram Jamil, sastrawan Riau yang telah menghasilkan banyak karya sastra berupa esai, sajak, cerpen, dan novel. Bermasthautin di Kota Bertuah Pekanbaru, Riau.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook