Patung Itu Rebah Kuda
Patung itu rebah kuda
ketika malam hanya remang
tak bertabur bintang
dari rumah kaca dari tiang penjaga
udara dengan mantel sulfur
dibebaskan angin November
sebuah stadion, kukira telah ditinggalkan
tapi terompet bersahutan
dipertautkan aku pada liang keriangan.
Aku lihat patung itu rebah kuda
sebuah malam menyelamatkan diri dari
tembakan laser
membiarkan harum getah kina membebaskan malaria
dengan lembut mempersilahkan agar parit-parit digali
sebab November mengerti ada gambut memendam api
ada kangen tak terperi
dan yang rebah akan rebah
yang tegak akan belajar bergerak
menghadapi pertikaian semalam suntuk.
Telah diasah paruh-paruh burung
musim mengekalkan rumah dari rumput basah
dikeraskan cangkang siput dan dilicinkan tempat meluncur
tapi pada liang keriangan mana kini aku berada?
Kutanggalkan baju longgar
Kubebaskan tumit dari kasut sobek
dengan mata sirah dan radang hidung kuhadapi gerak udara
tapi liang keriangan ini serasa sisa sebuah mala.
Jakarta, 2015
Esha Tegar Putra, kelahiran Solok, Sumatera Barat, 29 April 1985. Buku puisi terbarunya Dalam Lipatan Kain (2015). Kini kuliah pascasarjana di Departemen Susastra Universitas Indonesia.