SAJAK

Sajak-sajak Esha Tegar Putra

Seni Budaya | Minggu, 22 November 2015 - 01:17 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


Hutan Depok

Pada senja aku pulang seorang

sederet pohon-pohon gadang

tempua menggantungkan sarang.

Dan orang terus lewat, dan orang menahan syahwat

aku lihat kereta itu berhenti lantas lewat

di dalamnya nasib dianyam serupa pandan kering

nasib bermigrasi dari satu stasiun ke stasiun lain

dan orang lewat, dan orang syahwat

ini penghujung bulan

dimana hujan akan curah dan kota tertebas dari gerah

jalan-jalan akan tergenang

kau akan kukenang

Serupa dulu

masih serupa itu

ketika anyelir kembang serupa tunik

dan kerakap belum ingin menjalar

rumah dengan pagar kosong

udara lewat begitu saja tak tersangkut pada apa-apa

sementara lagu itu berseru dari ruang tamu.

Jan ditabang batang baringin

baringin banyak nan sati, sayang

karano pitih kami tak ingin

budi nan baiak mamikek hati*

“Gumarang, Orkes Gumarang...” kuulang gairahmu.

Dan pada senja aku pulang seorang

sederet pohon-pohon gadang

kapas berhamburan sebab retak pada cangkang.

Dan orang terus lewat, dan orang  menahan syahwat

kumasuki pintu kereta yang membuka

seperti dulu kumasuki tubuhmu

sebelum jauh ke hutan ini aku menuju.

Jakarta, 2015

*) Petikan lagu “Pamenan Hati”, Orkes Gumarang (1971).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook