SAJAK

Sajak-sajak Muhammad Asqalani

Seni Budaya | Minggu, 01 November 2015 - 16:13 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


Kazena K

Kulihat kulit kata berserak, daging buah tak ada.

Hening membusuk, di semerata kening yang bungkuk.

Ada semesta dalam perangai rahasia, melicik bagai ricik

yang tak dinyana, tangan penyihir menghunjam bola,

kristal tercacak di langit mulut siapa?

Selalu, ia tikung selubung bahasa, tubuh yang menantinya papa,

purus tanya tak putus, bagai arus di kota Gladinus.

Sepertinya tangan ini akan pecah, darah simbah ke wajah teroka,

bila kautayeskan juga, kata yang memungguni kepala.

2015

Muhammad Asqalani, kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Alumnus Pend. Bahasa Inggris, Universitas Islam Riau (UIR). Puisi-puisinya dimuat di Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Suara NTB, Minggu Pagi, Fajar Makassar, Riau Pos, Batam Pos, Pos Bali, Sastra Sumbar, Padang Ekspres, Medan Bisnis, Waspada, Majalah Noormuslima (Hongkong), Majalah Sagang. Terangkum dalam puluhan buku antologi bersama. Buku puisi tunggalnya Tangisan Kanal Anak Anak Nakal (2012), Sajak Sembilu tentang Teh Ribuan Gelas (2012), ABUSIA (2013), Doksologi (2014) dan Anak Luka Susu (2015). Belajar dan mengajar di Community Pena Terbang (COMPETER).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook