Ke Dalam Linang Bayangan
: Muhammad Yusuf Abdillah
aku memuja rahim ibu
dengan sembilan perih batu
airmata hitam menghimpitku
//
kutarah sejarah sayang
kubiarkan sedu linang
sembahyang genangan
//
kuputar doa angkasa,
seperti roda dada
dari sukma paling Hawa
//
cahaya dari makam ayah dan ibu
renaka kekunang di malam kalbu
aminku berakhir dalam kelambu
Villa Taman Mulia Indah, 2013
Sengga
Sengga, disporia mengejarku, kakinya lucu,
menggebu dan penuh haru. Aku tak menyukainya,
tapi membengkalaikannya berarti membengkalaikan
diriku. Bukankan kemanusian tak dibenarkan menjamur?
Tolong aku Sengga, biarkan aku berlindung dalam pelukmu
yang terkutuk. Rayulah disporia kembali ke liang wanita,
bagaimana seluruh angan lelaki bermula. Berikan ia sedikit doa
atau dosa; tak ada beda.
Dalam pelukmu, biarkan pelupukku jatuh ke ketinggian mimpi
yang menggulma, mungkin sejenis kupu, sejenis kunang,
mengajarkanku cara bercinta tanpa menangis dan tegang.
Mungkinkan kenikmatan berasal dari hamburan cahaya putih,
yang kaukentalkan Sengga? Aku curiga.
Najm NN, 2015