SAJAK

Sajak-sajak Reski Kuantan

Seni Budaya | Minggu, 18 Oktober 2015 - 11:54 WIB

BAGIKAN



BACA JUGA


Masih Perlukah Puisi?

Ia masih di tempatnya

dengan pistol di keningku

dua petikan tanpa peluru

degup jantungku

masih perlukah puisi?

Tanyanya berkali-kali

Aku tak pernah tahu

orang-orang terus berlalu

umpama senja sendu

larut ke malam kabut

sedang kata-kata

masih kata-kata

sekadar abjad dan angka

Aku ingin bertanya

bukan lagi pada diriku sendiri

bukan juga terhadap sepi

sebab sepi telah lama pergi

sejak kematian demi kematian

saling timpa saling tindih

berdarah dan merintih

memekakkan telinga dan hati

Pada hujan nan kabut

pada hutan dijemput maut

pada sungai sansai beringsut

pada udara tuba terhirup

pada jiwa letih tunduk

keyakinanku makin gugup

ditekuk rasa takut

di jalan ini

masih perlukah puisi?

Dor,

ruhku seolah pergi

ia tertawa geli

sedang puisi

aku ingin tak peduli

Kuansing 18/8/2015

Reski Kuantan, lahir di Teluk Kuantan, Kuansing, Riau. Menyenangi karya seni dan sastra sejak kecil. Tulisan-tulisannya dipublikasikan di beberapa media cetak dan online. Beberapa puisinya tergabung dalam beberapa antologi puisi, di antaranya Indonesia Berkaca (2011), Sepuluh Kelok di Mouseland (2011), Kondom Bocor Sobek Ujungnya (2011), Epitaf Arau (2012), Bendera Putih untuk Tuhan (2014).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook