GELAR DATUK SERI LELA BUDAYA UNTUK RIDA K LIAMSI

Sang Pewaris Tamaddun

Seni Budaya | Minggu, 20 Maret 2016 - 00:05 WIB

Sang Pewaris Tamaddun

“Pancang nibung di arus  berdengung”

SEBUAH penggal sajak yang telah digoreskan Rida K Liamsi, kiranya sepadan jika disandingkan dengan jejak keteladanan semangat yang telah ditoreh sejak puluhan tahun lalu, sehingga kemampuan seorang Melayu di diri Rida K Liamsi dalam menegakkan marwah Melayu terpacak tegak hari ini dengan bukti-bukti yang nyata.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kepeloporan dan kepemimpinan cemerlang dalam setiap torehannya, memperlihatkan kejayaan yang menyergam. Tidak hanya segak sebagai saudagar, Rida K Liamsi tetap tunak memperkaya budaya Melayu melalui buah pena karya-karya sastra bermutu yang dihasilkan.  

Maka demikianlah lazimnya hidup di dunia, setiap apa yang dikerjakan dengan kesungguhan, keikhlasan, kerja keras dan pantang mundur, kelak mendapatkan ganjaran yang setimpal pula. Rida K Liamsi, anak jati Melayu kelahiran 17 Juli 1943 dengan nama Ismail Kadir di Kampung Bakung Singkep Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau itu pada Selasa (16/3) lalu telah diberi gelar kehormatan oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau: Datuk Seri Lela Budaya.

Di dalam gelar yang tabalkan dengan proses adat tersebut, tersemat pula makna dari tiap-tiap kata yang ada. “Datuk” bermakna pemimpin kaum, suku puak, masyarakat, dan bangsa;orang yang dituakan, didahulukan selangkah, ditinggikan seranting oleh kaum, suku, puak, masyarakat, dan bangsa Melayu

Sedangkan kata “Seri” dimaknai sebagai cahaya atau nur yang menerangi, suluh dalam gelap-gulita;sinar yang dapat memberi kenyamanan, keteduhan hati, menyejukkan perasaan;aura kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Seperti halnya tertera dalam ungkapan Melayu, yang seri padanan sinar-menyuluh umat pada yang benar-menjauhi segala aib dan cemar-menghapus segala fasiq dan munkar-menjadi pemimpin bernama besar.

Pada kata berikutnya yaitu, “Lela” yang bermakna rela, tulus dan ikhlas. Dan pada kata “Budaya” dimaknai adat, nilai, norma, kebiasaan sosial berpola, dan karya akal budi.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau, Al azhar, menjelaskan, dengan ditabalkan gelar pada Rida K Liamsi, maka Rida adalah simbol seseorang yang secara luar biasa berseri keikhlasannya dalam pandangan kebudayan, sekaligus seseorang yang memperoleh seri keikhlasan budaya.

“Makna dari gelar tersebut senantiasa mengandung kenyataan dan harapan, sehingga dengan demikian juga terpateri erat seuntai doa, berserilah hendaknya budaya Melayu,” ujar Al azhar.

Wira Alam Melayu Modern

Berbagai pertimbangan sudah diperhitungkan atas gelar penghormatan adat yang telah dilaksanakan. Bak kata di dalam adat, sudah ditilik menurut patut, disimak menurut layak. Oleh karenanya, segala prosesi telah pun dilewati sejak mulai merisik, meminang hingga sampailah prosesi penabalan yang disaksikan ratusan orang di Balai Adat LAM Riau.

Di pandangan pihak LAM Riau, dari sudut kebudayaan, perkhidmatan Rida K Liamsi dipandang melintasi ruang dan waktu, tempat, dan keadaan awal dari suatu subjek yang menjadi tapak kreatifitasnya.

Rida telah memulai karir sejak masih sebagai guru Sekolah Dasar di Kepulauan Riau pada 1967-1975. Sembari itu, ikut bergiat dalam penulisan sastra dan berita sehingga kebersatuan dirinya dengan sejarah dan gairah kepada kesenian tak dapat disangkal lagi.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook